Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teror Corona dan Doa Jokowi di Masjidil Haram

10 Februari 2020   17:37 Diperbarui: 10 Februari 2020   17:48 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo saat menunaikan ibadah umroh di Makkah, Senin (15/4/2019) waktu setempat. (Sumber Foto: Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden)

Jawabannya hanya satu, saat libur tahun baru, warga Wuhan sebagai pusat virus, oleh Allah ditutup keinginannya ke Indonesia, ini untuk menyelamatkan Indonesia. Tidak terbayangkan apabila terdapat 10.000 warga Wuhan ke Jakarta saat kritis penyebaran virus, Alhamdulillah Allah mengabulkan doa Sang Presiden kita.

Sebagai penutup, kalimat "Selamatkan Indonesia", ini doa bertuah Sang Presiden, baik saat mencium Hajar Aswad, di dalam Kabah, di Raudhah dan di dalam makam Rasulullah, tidak ada yang perlu diragukan lagi.

Kita hanya bisa bermimpi bisa masuk dan salat sunah di dalam kabah, terlebih diijinkan masuk dan berdoa di dalam makam Rasulullah bersama isteri. Dari persepsi intelijen pembacaan komprehensif sesuatu yang tersirat inilah bagian dari sense of intelligence, Intelstrat komponen Budaya. Semoga bermanfaat, Prayitno Wongsodidjojo Ramelan.

*) Oleh: Marsda TNI Pur Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, Pengamat Intelijen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun