Mohon tunggu...
Prayitno
Prayitno Mohon Tunggu... Tentara - Blog pribadi

Marsma TNI (Purn) Prayitno.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Rafale F-3: Alutsista Udara Andalan RI

10 September 2023   15:07 Diperbarui: 10 September 2023   15:27 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Justru Indonesia mengajukan pespur super canggih F-35 Lighting II yang diketahui sebagai pespur Generasi 5.0.  Namun ditolak AS karena Indonesia harus melewati Alutsista Generasi 4.5 terlebih dahulu.  Juga harus menunggu waktu 9 (sembilan) tahun, sementara dinamika tantangan dan ancaman keamanan semakin meningkat.   

Kekhawatiran Indonesia atas kekosongan Alutsista udara modern mendorongnya mencari pespur Generasi 4.5 yang modern dan canggih untuk melindungi kedaulatan negara.

Puncaknya, Indonesa memilih Rafale buatan Dassault Aviation, Perancis.  Kontrak pengadaan pesawat pun berlangsung sejak awal 2022 dan tahap pertama pespur Rafale F-3 milik Indonesia direncanakan baru akan mendarat di Indonesia pada awal 2026.

Keunggulan Pespur Rafale.  Pespur Rafale buatan Dassault Aviation Perancis merupakan jenis omnirole atau pespur multiperan yang handal dalam melaksanakan beragam misi, antara lain dalam pertahanan udara, keunggulan udara, serangan darat, perang anti kapal selam,  serangan ke wilayah musuh, pengintaian udara, pengisian bahan bakar di udara, dan pengeboman strategis.   

Pada kunjungannya ke Indonesa dalam rangka Program Pegassus 2023, penerbang TNI AU  telah menyaksikan kemampuaan air combat maneuver dengan perangkat beyond visual range untuk air-to-air dan air-to-ground, bahkan pada kunjungan awalnya, dua penerbang TNI AU telah ikut menerbangkan pesawat jenis tersebut. 

Selain itu, Rafale juga dilengkapi dengan tampilan radar dan helm yang dipermodern, sedangkan sistem pencarian dan lacak infra merah (IRST)  ditambahkan ke sistem optronik jarak jauh.  Sistem warfare Rafale juga ditingkatkan dengan modernisasi bandwidth untuk transfer data dan komunikas (SATCOM).  


Dijelaskan juga bahwa Rafale mampu melacak 60 (enam puluh) sasaran berbeda dan dapat melumpuhkan 4 (empat) sasaran berbeda di udara sekaligus.  Karena keunggulan tersebut, pespur Rafale telah melakukan perannya dan teruji dalam peperangan di Afghanistan, Libya, Mali, Irak dan Republik Afrika Tengah. 

Dewasa ni, tercatat sejumlah negara telah menggunakan Rafale, yakni Mesir, Qatar, India, Yunani dan Indonesia.  Pespur Rafale dengan sayap delta   memiliki kecepatan 1.8 Mach dan dibandrol dengan harga USD 115 juta atau setara Rp. 1.6 trilyun per unit.

Pesawat Tempur Mirage.    Kekosongan menunggu pespur Rafale dari Perancis  dan semakin menipisnya jam terbang pespur F-16 mendorong Indonesia mencari pespur modern untuk menutup gap kesiapan tempur TNI AU dengan mengakuisisi pespur buatan Perancis jenis Mirage-5 dari Qatar dan Mirage-9 dari Uni Emirat Arab (UEA).  Kedua jenis pespur tersebut dinilai masih memiliki sekitar 30.000 jam terbang yang dapat menutupi kekosongan waktu seraya menunggu kehadiran pespur  Rafale dari Perancis pada awal 2026.

Pada Paris International Air Show Le Bourget tahun 1997, juga ditampilkan secara statis N-250 pesawat terbang buatan PT Nurtanio (sekarang PTDI dan sebelumnya IPTN) dan menampilkan lintas pesawat angkut CN-212. 

Pada pertemuan dengan Menhan Perancis di Kemenhan Perancis, Indonesa dipimpin Menristek RI/Dirut PT Nurtanio dan didampingi Pangab RI, Dubes RI serta Kasau Marsekal TNI Sutria Tubagus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun