Mohon tunggu...
Yudha Pratomo
Yudha Pratomo Mohon Tunggu... Jurnalis - Siapa aku

is typing...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama FEATURED

Kesalahan Terbesar BlackBerry yang Membuat Luluh Lantak

11 Oktober 2016   19:18 Diperbarui: 6 Januari 2022   07:56 29651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
John Chen, CEO Blackberry. Sumber: SeongJoon Cho | Bloomberg | Getty Images 

Pertengahan tahun 2000an adalah masa kejayaan ponsel pabrikan Kanada ini. Di Indonesia sendiri, "Beri Hitam" mulai dikenal saat internet dan media sosial tengah tumbuh dengan cepat.

Anda tentu masih ingat saat di mana setiap pengguna Blackberry saling meminta pin satu sama lain. Di sanalah era kejayaan, saat pin BBM ibarat fulus yang terus diminta.

Saya sendiri juga pengguna Blackberry. Sekitar tahun 2011 saya membeli BB Pearl sebagai ponsel pintar pertama saya. Dan dari situlah saya juga mulai mengenal asyiknya chit-chat lewat BBM.

Blackberry sangat digdaya kala itu. Ponsel symbian pabrikan Nokia yang menjadi primadona seperti hilang daya tarik dan kecantikannya, apalagi ponsel-ponsel berbasis Java.

Sayangnya ponsel "asli" pabrikan Blackberry sudah tiada. Perusahaan memutuskan untuk tidak lagi membuat ponsel pintar untuk kelangsungan usahanya. Dan sebagai pengganti, Blackberry akan fokus pada pengembangan piranti lunak.

Bukan tanpa sebab, pendapatan dan keuntungan yang terus menurun dicatatkan. Kuartal demi kuartal persentase cenderung stagnan bahkan masuk jurang kerugian.

Dari data IDC, pangsa pasar ponsel Blackberry tercatat sangat kecil. Hanya sekitar 3 persen padahal saat masa kejayaannya brand ini pernah mencatat pangsa pasar terbesar sebesar 43 persen di seluruh dunia.

Angka ini terus merosot tajam. Bayangkan saja sudah pangsa pasarnya hanya 3 persen di dunia, terus menurun pula. Dan terbukti, pada awal September lalu dari data IDC, Blackberry tidak diperhitungkan dalam peta persaingan. Blackberry sudah tidak dianggap lagi sebagai ancaman, bahkan dia dibuang dan disepelekan.

Wajar sebetulnya dan bukan kabar yang juga mengejutkan. Meski kemudian meluncurkan BB Priv dengan basis sistem Android, hasilnya tetap nihil. Tidak ada perkembangan dan terus melorot.

Sebenarnya untuk saya pribadi, Blackberry adalah salah satu ponsel yang jadi favorit saya. Apalagi dengan keyboard fisik full qwerty semakin memudahkan mengetik pesan dan naskah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun