Mohon tunggu...
Pratiwi Retnaningdyah
Pratiwi Retnaningdyah Mohon Tunggu... dosen sastra Inggris, pegiat literasi -

Penikmat sastra, peneliti kajian literasi, dosen sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya. Blog pribadi ada di http://tiwi-lioness.blogspot.com dan http://doingliteracy.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menikmati Diskon Perjalanan buat Mahasiswa

16 Februari 2015   13:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:06 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_397392" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi/Kompas.com"][/caption] Tahukah Anda bahwa memegang status mahasiswa di luar negeri banyak keuntungannya? Berbagai fasilitas ke tempat wisata maupun transportasi sering menawarkan diskon, dan kadang malah gratis. Salah satunya adalah diskon untuk menikmati perjalanan naik kereta New South Wales Link (NSW TrainLink) dari Melbourne, kota tempat saya menimba ilmu selama 3 tahun terakhir ini. Ya, liburan natal tahun 2014 yang lalu saya dan keluarga memilih main ke Sydney. Sekali-sekali ikut alur mudik orang Australia. Sama seperti halnya lebaran buat kita, natal untuk sebagian masyarakat Australia adalah saat mudik untuk berkumpul dengan keluarga. Kebetulan mas Prapto, suami saya, juga akan datang di hari pertama liburan sekolah, di minggu ketiga Desember 2014. Maka satu bulan sebelumnya saya sudah mencari tiket ke Sydney. Setelah mencari informasi penerbangan, ternyata sedang tidak ada yang murah. Maka saya memutuskan untuk mencoba naik kereta saja. Ini juga setelah saya mendengar cerita dari beberapa teman di Melbourne, Sydney, maupun Canberra yang sudah merasakan fasilitas NSW Link. Bagaimana tidak, ternyata anak di bawah usia 15 tahun hanya bayar 2 dolar untuk perjalanan pulang pergi. Maka sayapun meluncur ke Southern Cross Station, stasiun kota yang juga melayani perjalanan kereta dan bus antar kota/negara bagian. Sebenarnya saya bisa saja membeli tiket secara online di sini, tapi saya putuskan langsung ke ticket counter.saja. Berbekal student ID punya saya dan Ganta, anak saya yang SMA, saya berharap dapat diskon tambahan. Sebagai siswa SMA di negara bagian Victoria, Ganta memegang concession card, yakni kartu pengenal untuk memperoleh potongan separo harga untuk perjalanan di dalam dan luar kota di negara bagian Victoria. Meski Ganta baru saja lulus SMA, student ID dan concession card-nya masih berlaku sampai bulan Februari 2015. Masih bisa dimanfaatkan. Dan ternyata kartu ini sakti juga untuk perjalanan ke negara bagian New South Wales. Ganta hanya bayar $130, separo harga untuk perjalanan pulang pergi. Bagaimana dengan saya? Sebenarnya saya sudah antisipasi bayar penuh, karena di website NSW TrainLink tidak ada informasi tentang diskon untuk mahasiswa. Tapi saat di ticket counter, saya ditanya apakah saya juga student. Maka saya sodorkan student ID saya. Voila, dapatlah potongan 15%. Saya sudah senang sekali bisa berhemat berkat potongan berlipat-lipat. Saya dapat 15%, Ganta 50%, dan Adzra,anak saya yang berusia 7 tahun, cuma bayar 2 dolar. Praktis cuma mas Prapto yang bayar penuh. Dua minggu kemudian, ndilalah pas ngobrol dengan Lita, seorang teman dari Yogya, yang juga mau ke Sydney naik kereta dengan keluarga, saya dapat info bahwa suaminya, mahasiswa S2 di University of Melbourne (Unimelb), cuma bayar 50%. Lho kok bisa? Usut punya usut, ternyata suaminya mbelani mengurus International Student Card ke travel agent. Bayar 30 dolar sih, tapi keuntungannya berlipat untuk diskon perjalanan ke mana saja selama 1 tahun. Namanya student pingin selalu dapat murah untuk bisa pergi ke mana-mana, maka meluncurlah saya ke STA travel di Union House, gedung kampus Unimelb, tempat cafe dan unit kegiatan mahasiswa mangkal. Berbekal student ID dan bayar 30 dolar, difoto di tempat, tak sampai 5 menit kartu bernama International Student Identity Card (ISIC) sudah di tangan. Ini nih model kartunya.

Dengan penuh harap tiket yang sudah terlanjur saya bayar bisa diubah harganya, saya meluncur lagi ke Southern Cross Station. Saya tunjukkan kartu ISIC dan tiket yang sudah saya bayar. Setengah merayu. "Teman saya dapat diskon dengan kartu ini, boleh nggak saya minta tambahan diskon, please, aku mohooon," Hmm, petugasnya kok malah gak yakin. "I'm not sure I can refund this, but.. let me give it a try." Dengan senyum ramah dia langsung menelpon untuk konsultasi. Kalimat yang dia pakai di telpon rada asumtif. "There's a student here who's asking about International student discount for the ticket she already paid. I can't change that, can I? ...I can? Good. Thank you."  Gak penting siapa yang ditelpon, tapi senyumnya yang mengembang memberi tanda bahwa duit saya akan kembali beberapa puluh dolar. Horeee, teriak saya dalam hati. Dengan tetap tersenyum seraya meminta saya sabar menunggu, si petugaspun membatalkan tiket saya yang lama, dan mengeluarkan tiket baru dengan diskon 50% dari harga penuh. Alhamdulillah. Dengan riang saya sodorkan debit card saya, agar duit yang sudah terlanjur saya bayar bisa di-refund. 2-3 detik kemudian saldo saya sudah bertambah 90 dolar, dari selisih harga diskon 15% ke 50%. Gembira banget dengan penghematan besar yang berhasil saya lakukan ini. Saya langsung sms Lita, yang sudah berbaik hati berbagi tips. "Lit, tiketnya bisa di-refund. Duitku balik 90 dolar. Makasih yo." Jawab Lita, "wah sip mbak, lumayan, iso nggo maem (Bisa buat makan)." Liburan sekolah telah tiba. Tiket baru sudah di tangan, Rencana perjalanan ke Sydney sudah disiapkan, Suami sudah datang. Ayo kita jalan-jalan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun