Mohon tunggu...
Pratiwi
Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Medan

Mahasiswa KKN UINSU 2025 Dorong Pertanian Ramah Lingkungan dengan Ecoenzym di Desa Mangga Dua

4 September 2025   12:58 Diperbarui: 4 September 2025   12:58 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN UINSU 2025 Foto Bersama Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan Perangkat Desa Mangga Dua

Kuliah Kerja Nyata (KKN) selalu menjadi momen yang ditunggu mahasiswa, bukan hanya untuk mengabdi kepada masyarakat, tapi juga untuk belajar langsung bagaimana teori yang dipelajari di bangku kuliah bisa diterapkan di lapangan. Hal ini yang sedang dirasakan oleh Mahasiswa KKN UINSU 2025 di Desa Mangga Dua.

Salah satu perogram utama yang mereka jalankan adalah memperkenalkan ecoenzim kepada masyarakat Desa Mangga Dua, dimana cairan serbaguna ini berasal dari hasil fermentasi limbah organik yang bisa digunakan sebagai pupuk ramah lingkungan. Program ini lahir dari kepedulian mahasiswa terhadap kondisi pertanian di desa yang masih bergantung pada pupuk kimia.

Slogan "Dari Sampah Jadi Berkah" membuat mahasiswa KKN bersemangat melakukan program ini, karena bahan yang mudah di dapat dan ramah lingkungan. Ecoenzim dibuat dari bahan sederhana, seperti kulit buah, sisa sayuran, gula merah, dan air serta kotoran kambing.  Setelah difermentasi selama beberapa bulan, cairan ecoenzim dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, salah satunya pupuk organik.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Sedang Menjelaskan Keuntungan dari Ecoenzym Menjadi Pupuk Organik
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Sedang Menjelaskan Keuntungan dari Ecoenzym Menjadi Pupuk Organik

Saat sosialisasi dilakukan, mahasiswa KKN UINSU 2025 mengajak perangkat desa dan warga desa untuk melihat langsung proses pembuatan ecoenzim. Mulai dari menyiapkan bahan, mencampurkan, hingga tahap fermentasi. Respon warga cukup positif, karena selain mudah dibuat, hasilnya juga nyata terlihat pada tanaman yang lebih subur dan sehat. Mahasiswa KKN juga menambahkan ecoenzim pada benih tanaman sayur kangkung yang ditanam langsung oleh mahasiswa KKN UINSU 2025 dan hasilnya sangat memuaskan. Kangkung tersebut memiliki daun yang sehat dan warna yang bagus, tanaman kangkung ini bisa dipanen setelah sebulan penanaman.

Melalui program ini, mahasiswa berharap ecoenzim dapat menjadi kebiasaan baru di Desa Mangga Dua. Jika masyarakat terbiasa membuat dan menggunakan pupuk organik sendiri, maka ketergantungan pada pupuk kimia bisa dikurangi. Selain ramah lingkungan, hasil panen pun diharapkan lebih berkualitas.

Program ini juga menjadi bentuk nyata peran mahasiswa dalam memberikan solusi sederhana tapi berdampak besar bagi masyarakat. Bagi mahasiswa sendiri, pengalaman ini tentu sangat berharga, karena mereka belajar langsung bagaimana ilmu dan kepedulian sosial bisa berjalan seiring.

Kehadiran mahasiswa KKN UINSU 2025 di Desa Mangga Dua bukan hanya sekadar menjalankan kewajiban akademik, tetapi juga meninggalkan jejak perubahan kecil yang bisa berlanjut dalam kehidupan sehari-hari warga. Melalui ecoenzim, pertanian ramah lingkungan bisa dimulai dari rumah, dari dapur, bahkan dari sampah sederhana.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Medan Selengkapnya
Lihat Medan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun