Mohon tunggu...
Prasetyo restu Wardhana
Prasetyo restu Wardhana Mohon Tunggu... mahasiswa

seorang yang suka mempelajari banyak hal terlebih dalam dunia seni

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gelora Saparua sebagai Saksi Bisu Perkembangan Seni Musik Cadas di Bandung

21 Juni 2022   07:20 Diperbarui: 21 Juni 2022   07:30 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Musik adalah suatu bentuk keindahan yang telah hadir dalam kehidupan manusia. Dalam kamus besar ilmu pengetahuan musik merupakan seni menyusun suara atau bunyi yang indah maupun sumbang dengan mengurutkan sedemikian rupa, sehingga menghasilkan irama, lagu, keharmonisan, kesatuan dan kesinambungan (Samosir, 2000:1). 

Musik juga merupakan bagian dari kebudayaan yang dihasilkan oleh manusia terus menerus mengalami perkembangan dari masa ke masa, sejalan dengan perkembangan teknologi, munculnya industri baru, yang secara langsung maupun tidak langsung sangat memengaruhi kondisi sosial masyarakat dan juga dapat menimbulkan pengaruh psikologis kepada masyarakat sehingga melahirkan perubahan-perubahan yang cukup penting dalam struktur budaya dalam kehidupan masyarakat.

Musik Rock merupakan jenis musik yang telah meramaikan perindustrian musik di Indonesia. Musik rock berkembang di Indonesia tahun 60- an tetapi pada awal kedatangannya musik rock banyak mengalami hambatan atau dengan kata lain banyak yang menentang musik rock terutama oleh pemerintah. 

Termasuk pimpinan tertinggi negara, Presiden Soekarno pada pidatonya tahun 17 Agustus 1959 menyebut musik rock sebagai musik ngak-ngik-ngok, yang dianggap tidak sesuai dengan kebudayaan bangsa Indonesia (Tambajong, 1992:167). 

Dari pernyataan itu banyak dampak yang dirasakan dalam perkembangan musik rock di Indonesia seperti banyak pelarangan dari pejabat sampai ketua RT. Tetapi semangat untuk memajukan musik rock tidak pernah padam. Banyak usaha yang dilakukan musisi-musisi rock di Indonesia agar musik rock dapat diterima di Indonesia.

Euphoria music rock dan metal ini semakin menjalar ke seluruh penjuru Indonesia. Terkhususnya di daerah Bandung, para anak muda mulai memainkan seni musik yang beraliran keras dan cadas. Perkembangan musik rock dan metal ini, bentuk dari semangat para anak muda untuk mengembangankan dalam memainkan seni musik. 

Dan dari aliran musik keras ini para anak bandung khususnya, bertujuan untuk melawan arus musik pop yang sedang trendy juga dikalangan anak muda lainnya. Pada era ini juga banyak band-band beraliran rock atau metal lahir dari  Bandung, seperti Burgerkill, Homicide, Forgotten, Jasad, Jeruji, Pas band dan banyak lainnya.

Bandung menjadi salah satu daerah yang banyak memberikan sumbangsih pergerakan music rock dan metal. Tak hanya melahirkan band-band ternama yang beraliran musik rock dan metal namun juga melahirkan salahg satu tempat yang menjadi sejarah pada proses perkembangan music rock dan metal, yakni Gelora Saparua. 

Seperti namanya, Gelora adalah akronim Gelanggang Olahraga. Tempat ini menjadi sarana atletik dan taman sarana umum oleh masyarakat sekitar. Tak hanya menjadi sarana atletik saja, gelora tersebut melahirkan sejarah tempat berkembangannya musik rock dan metal di Bandung. 

Gedung ini menjadi legendaris sebab banyak menghasilkan kreatifitas dan ekosistem musik, seringkali anak muda Bandung melancarkan acara musik dan kesenian lainnya di Gedung tersebut

Gedung ini dengan luas kurang lebih 24.245 m yang beralamatkan di Jl. Banda No. 28, Kota Bandung. Sebelum dibangun GOR Saparua, kawasan ini sempat dijadikan tempat latihan militer pada zaman pemerintahan Hindia Belanda. 

Pada awalnya GOR Saparua memang dibuat untuk pergelaran pertandingan tinju, bulu tangkis, dan voli indoor. GOR Saparua awalnya dibangun pada tahun 1961 untuk kepentingan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) Kelima. Di mana Bandung, Indonesia menjadi tuan rumahnya. Namun seiring perkembangannya, Saparua mengalami pergeseran fungsi menjadi venue untuk acara musik. Dimulai dari era 1960-an, 1970-an, 1980-an dan mengalami masa kejayaannya selama periode 1990-an hingga awal 2000-an.

Pemilihan GOR Saparua sebagai venue musik berangkat dari etos D.I.Y (Do It Yourself) yang menjadi kunci pergerakan para pemuda yang muak dengan dominasi musik populer kala itu. 

Dengan semangat independen dan gotong royong, berbagai komunitas musik "arus pinggir" atau biasa disebut underground menggelar acara musiknya sendiri. Para artis/band pengusung genre musik yang berada di luar "arus utama" tersebut lantas menjadi memiliki wadah kreativitasnya. Dan penggemarnya pun memiliki sarana hiburan yang tepat.

Serta secara perlahan tetapi pasti, GOR Saparua kemudian menjadi melting pot bagi anak muda. Tidak hanya Bandung, melainkan kota-kota lainnya yang selalu datang menonton pertunjukan musik di sana .Antusiasme para pemuda Kota Bandung dan kota lainnya pada musik "arus pinggir" dari ska, punk rock, hardcore, hingga death metal ternyata sangat tinggi di setiap perhelatan acaranya. Mulai dari acara Hullabaloo (1994), Hullabaloo 2 (1995), Bandung Underground (1996), Gorong-Gorong (1997), Bandung Berisik (1997), terus hingga awal tahun 2000-an dan sampai pada tahun 2010-an.

Kuil Rock and Roll Sejak Tahun 1960-an

Sejak tahun  1960-an , GOR Saparua sudah menjadi titik penting bagi sejarah perjalanan musik di Bandung. Salah satu catatan awal yang bisa dilihat dari sejarah Gedung ini adalah ketika pada tahun 1963 Sam Bimbo bersama band aneka nada , yang dibentuk oleh Atjil Bimbo dan Guruh Soekarnoputra  melakukan konser bersama  di GOR Saparua Bandung. Awal keberangkatn konser ini, GOR Saparua seringkali menjadi Venue  favorit bagi band-band rock dan metal. Perkembangan music rock dan metal yang terus menjalur kesetiap daerah-daerah, memberikan kabar bahwa GOR Saparua menjadi tempat istimewa untuk sebuah konser music rock dan metal tanah air.

GOR Saparua  menjadi Icon atau  tempat yang berciri khas  music rock dan metal, terkhusus di Bandung.  Tempat yang ini menjadi saksi sejarah untuk sederet para musisi dan pecinta music metal dan rock di tanah air. 

Banyak kreatifitas dan kemajuan produksi seni music dari Gor Saparua. Bahkan ada beberapa band-band yang pernah berkonser ditempat ini sudah sampai kancah internasional dalam bermusiknya. Ada beberapa pendapat dari legendaris rocker Indonesia seperti Benny Soebardjo mengenai GOR Saparua Bandung ini. Bagi Benny, GOR Saparua adalah ruang istimewa bagi para musisi rock dan metal bahkan benny juga menyebutkan bahwa GOR Saparua sebagai "Kawah Candradimuka" untuk band-band rock dan metal yang sukses ditanah air.

Sejak diawali konser rock di tahun 1963 oleh Sam bimbo dan aneka nada, GOR Saparua menjadi arena khas seni music rock dan metal di Bandung. Tak hanya di Bandung, GOR Saparua di seluruh penjuru daerah Indonesia yang menggeluti seni music rock dan metal mengakui bahwa GOR Saparua menjadi tempat Istimewa bagi para musisi rock dan metal. Berkembangnya zaman semakin melekatkan nilai GOR Saparua menjadi tempat yang harus di rasakan bagi setiap musisi rock dan metal untuk berkancah di skala nasiaonal maupun internasional.

Puncak popularitas Saparua terjadi di era 1990-an. Saat itu kancah musik Bandung memang sedang memasuki masa paling bergairah. Banyak band-band lahir dan kelak jadi besar. Mulai dari Koil, Pure Saturday, Puppen, Burgerkill, Jasad hingga Forgotten. Hampir semua band, dengan lintas genre, pernah manggung di Saparua. GOR Saparua menjadi barometer untuk kawan-kawan yang mau berproses di music rock dan metal dan menjadi sebuah keharusan untuk tampil atau berkonser di Gedung tersebut sebab menjadi Gedung yang legendaris bagi para musisi rock dan metal.

Siapapun seseorang yang pernah menonton atau menyaksikan konser rock underground di Bandung pasti tidak melupakan GOR Saparua yang menjadi venue terbaik untuk music rock dan sudah terkenal hingga keseluruh penjuru tanah air. Bagi band-band yang memulai karir musiknya, tempat ini laksana Gedung keramat yang penuh daya magis. 

Band khusus bandung maupun luar daerah Bandung merasakan euphoria di Gedung ini, dan jika belum pernah tampil di Gedung ini seperti belum di "Baptis" untuk berkiprah di seni music rock. Artefak subkultur bawah tanah Bandung paling legendaris imi adalah saksi bisu untuk sebuah acara music rock di tanah air yang fenomenal dan sudah melahirkan banyak band ternama yang sudah diakui di dunia. Di Gedung ini pernah mencatat sejarah penjualan tiket konser sampai menghabiskan ribuan tiket, setiap acara tergolong spektakuler dengan Venue terbaik dan penonton yang antusias.

GOR Saparua menjadikan sebuah rekor tersendiri yang belum terpecahkan hingga saat ini di daerah Indonesia lainnya. Seni music rock yang berkembang di Bandung menjadi GOR Saparua menjadi tempat yang khas akan music beraliran keras dan cadas. 

Dan sejauh ini kiprah music rock dan tempat yang istimewa untuk menjalankan music rock yakni berada di Bandung, khususnya GOR Saparua. Maka dari itu GOR Saparua menjadi saksi sejarah dan banyak catatan luar biasa mengenai perkembangan musik rock di Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun