Mohon tunggu...
Prasetyo restu Wardhana
Prasetyo restu Wardhana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seorang yang suka mempelajari banyak hal terlebih dalam dunia seni

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gelora Saparua sebagai Saksi Bisu Perkembangan Seni Musik Cadas di Bandung

21 Juni 2022   07:20 Diperbarui: 21 Juni 2022   07:30 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada awalnya GOR Saparua memang dibuat untuk pergelaran pertandingan tinju, bulu tangkis, dan voli indoor. GOR Saparua awalnya dibangun pada tahun 1961 untuk kepentingan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) Kelima. Di mana Bandung, Indonesia menjadi tuan rumahnya. Namun seiring perkembangannya, Saparua mengalami pergeseran fungsi menjadi venue untuk acara musik. Dimulai dari era 1960-an, 1970-an, 1980-an dan mengalami masa kejayaannya selama periode 1990-an hingga awal 2000-an.

Pemilihan GOR Saparua sebagai venue musik berangkat dari etos D.I.Y (Do It Yourself) yang menjadi kunci pergerakan para pemuda yang muak dengan dominasi musik populer kala itu. 

Dengan semangat independen dan gotong royong, berbagai komunitas musik "arus pinggir" atau biasa disebut underground menggelar acara musiknya sendiri. Para artis/band pengusung genre musik yang berada di luar "arus utama" tersebut lantas menjadi memiliki wadah kreativitasnya. Dan penggemarnya pun memiliki sarana hiburan yang tepat.

Serta secara perlahan tetapi pasti, GOR Saparua kemudian menjadi melting pot bagi anak muda. Tidak hanya Bandung, melainkan kota-kota lainnya yang selalu datang menonton pertunjukan musik di sana .Antusiasme para pemuda Kota Bandung dan kota lainnya pada musik "arus pinggir" dari ska, punk rock, hardcore, hingga death metal ternyata sangat tinggi di setiap perhelatan acaranya. Mulai dari acara Hullabaloo (1994), Hullabaloo 2 (1995), Bandung Underground (1996), Gorong-Gorong (1997), Bandung Berisik (1997), terus hingga awal tahun 2000-an dan sampai pada tahun 2010-an.

Kuil Rock and Roll Sejak Tahun 1960-an

Sejak tahun  1960-an , GOR Saparua sudah menjadi titik penting bagi sejarah perjalanan musik di Bandung. Salah satu catatan awal yang bisa dilihat dari sejarah Gedung ini adalah ketika pada tahun 1963 Sam Bimbo bersama band aneka nada , yang dibentuk oleh Atjil Bimbo dan Guruh Soekarnoputra  melakukan konser bersama  di GOR Saparua Bandung. Awal keberangkatn konser ini, GOR Saparua seringkali menjadi Venue  favorit bagi band-band rock dan metal. Perkembangan music rock dan metal yang terus menjalur kesetiap daerah-daerah, memberikan kabar bahwa GOR Saparua menjadi tempat istimewa untuk sebuah konser music rock dan metal tanah air.

GOR Saparua  menjadi Icon atau  tempat yang berciri khas  music rock dan metal, terkhusus di Bandung.  Tempat yang ini menjadi saksi sejarah untuk sederet para musisi dan pecinta music metal dan rock di tanah air. 

Banyak kreatifitas dan kemajuan produksi seni music dari Gor Saparua. Bahkan ada beberapa band-band yang pernah berkonser ditempat ini sudah sampai kancah internasional dalam bermusiknya. Ada beberapa pendapat dari legendaris rocker Indonesia seperti Benny Soebardjo mengenai GOR Saparua Bandung ini. Bagi Benny, GOR Saparua adalah ruang istimewa bagi para musisi rock dan metal bahkan benny juga menyebutkan bahwa GOR Saparua sebagai "Kawah Candradimuka" untuk band-band rock dan metal yang sukses ditanah air.

Sejak diawali konser rock di tahun 1963 oleh Sam bimbo dan aneka nada, GOR Saparua menjadi arena khas seni music rock dan metal di Bandung. Tak hanya di Bandung, GOR Saparua di seluruh penjuru daerah Indonesia yang menggeluti seni music rock dan metal mengakui bahwa GOR Saparua menjadi tempat Istimewa bagi para musisi rock dan metal. Berkembangnya zaman semakin melekatkan nilai GOR Saparua menjadi tempat yang harus di rasakan bagi setiap musisi rock dan metal untuk berkancah di skala nasiaonal maupun internasional.

Puncak popularitas Saparua terjadi di era 1990-an. Saat itu kancah musik Bandung memang sedang memasuki masa paling bergairah. Banyak band-band lahir dan kelak jadi besar. Mulai dari Koil, Pure Saturday, Puppen, Burgerkill, Jasad hingga Forgotten. Hampir semua band, dengan lintas genre, pernah manggung di Saparua. GOR Saparua menjadi barometer untuk kawan-kawan yang mau berproses di music rock dan metal dan menjadi sebuah keharusan untuk tampil atau berkonser di Gedung tersebut sebab menjadi Gedung yang legendaris bagi para musisi rock dan metal.

Siapapun seseorang yang pernah menonton atau menyaksikan konser rock underground di Bandung pasti tidak melupakan GOR Saparua yang menjadi venue terbaik untuk music rock dan sudah terkenal hingga keseluruh penjuru tanah air. Bagi band-band yang memulai karir musiknya, tempat ini laksana Gedung keramat yang penuh daya magis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun