Mohon tunggu...
prasetyo adhi
prasetyo adhi Mohon Tunggu... -

praktisi ekspedisi di jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyoal Nasionalisme Indonesia

29 April 2014   18:26 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:04 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masih pantaskah bicara Nasionalisme Indonesia saat ini ?. Apakah nanti tidak terjebak pada romantisme sejarah ?. Seberapa pentingkah nasionalisme Indonesia saat ini ?. Pertanyaan-pertanyaan seperti di atas akan muncul ketika membicarakan nasionlisme Indonesia.Kelahiran negara kesatuan Republik Indonesia diawali dengan adanya kesadaran nasionalisme dikalangan bangsa Indonesia diwakili kaum cerdik pandai, dengan berdirinya Boedi oetomo padaa tahun 1908. Hans Kohn dalam nasionalisme akar dan sejarahnya, nasionalisme menyatakan bahwa Negara kebangsaan adalah cita dan satu-satunya bentuk sah dari organisasi politik dan bahwa bangsa adalah sumber daripada semua tenaga kebudayaan kreatif dan kesejateraan ekonomi. Bagi Hans, nasionalisme adalah satu keniscayaan bagi sebuah bangsa untuk meraih kesejateraan.

Bagi seorang Soekarno,dalam di bawah bendera revolusi, nasionalisme adalah suatu iktikad, suatu keinsafan rakyat, bahwa rakyat itu ada satu golongan, satu bangsa . Satu bangsa yang dimaksud oleh Soekarno tentu saja bangsa Indonesia.Selanjutnyaa Soekarno menulis bila rasa nasionalistis itu akan menimbulkan suatu rasa percaya akan diri sendiri. Bahkan Soekarno meyakini bila kesadaran nasionalisme Indonesia adalah nyawa perjuanganIndonesia merdeka.

Dalam periode perjuangan mencapai Indonesia merdeka, nasionalisme Indonesia membakar semua jiwa bangsa Indonesia. Semua bersatu padu mengenyahkan imperialis dari bumi nusantara ini. Periode setelah Indonesia merdeka adalah periode perjalananmenuju kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Pertanyaan selanjutnya adalah sudahkan seluruh rakyat Indonesia sejahtera ?.Tahun 2013, jumlah penduduk miskin Indonesia adalah 28,07 juta dari 240 juta penduduk atau setara dengan 11.69%. Sebuah jumlah yang sangat besar bahkan hampir dua kali lipat penduduk Kamboja.

Nasionalisme Indonesia saat ini harus menjadi pemicu semangat penguasa untuk bekerja secara maksimalagar bangsa ini segera mencapai kesejahteraan. Kemiskinan yang mencapai 11,69% harusnya dipahami sebagai lecutan untuk membuat kebijakan yang bertujuan memandirikan rakyat bukan dijadikan sebagai komoditas politik.

Nasionalisme Indonesia saat ini harus di restorasi ( meminjam istilah partai Nasional Demokrat ),terutama dikalangan kaum bordjuis, birokrat, penguasa. Perilaku kaum birokrat dan penguasa banyak yang jauh dari semangat Nasionalisme Indonesia. Berapa banyak penguasa daerah yang terjebak dalam syahwat mementingkan diri sendiri dan kelompoknya, sehingga tanpa malu-malu menumpuk harta dengan cara yang tidak benar. Nasionalisme Indonesia ternyata goyah ketika berhadapan head to head dengan konsumtivisme. Kapitalisme dan imperialism ekonomi dan budaya melahirkan pola hidup konsumtivisme. Masih jelas terekam dalam ingatan rakyat Indonesia harga jutaan jilbab gubernur banten. Bahkan bila dicermati banyakbirokrat dan penguasaberperilaku sebagi etalase produk-produk mewah.

Nasionalisme Indonesia adalah semangat yang harus terus dijaga agar bangsa ini tidak melenceng jalan serta tetap focus dalam mencapai tujuanya sebagai bangsa yang bermartabat, sejahtera. Dalam setiap kesempatan, di setiap lini masyarakat Indonesia, nilai nasionalisme Indonesia harus terus disuarakan. Ini bukan masalah romantisme sejarah, ini adalah soal dimana sudah saatnya bangsa lain harus angkat topi terhadap bangsa ini. Nasionalisme Indonesiabukan sekedar panjat pinang, balap karung, atau seremoni setiap tanggal 17 Agustus. Ini adalah harga diri sebuah BANGSA.Merdeka.!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun