Mohon tunggu...
haris prasetio budi
haris prasetio budi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Swasta

Social Observers

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tiga Cara Mudah Menghadapi Pertanyaan Ganas

10 April 2020   14:30 Diperbarui: 10 April 2020   14:40 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa dari kalian pasti sudah merasakan  tidak nyaman ketika ditanya "Kapan" oleh seseorang. Seperti "Kapan mau wisuda? Kapan mau nikah? Kapan punya anak?" dan seterusnya. Terkadang Anda menyikapinya dengan hati yang tidak tenang. Terkadang ada yang meluapkan emosinya sampai ke status media sosial. Hal seperti itu hanya wahana meluapkan emosi saja, yang sebenarnya tidak menyelesaikan permasalahan.  Di bawah ini beberapa hal untuk menyiasatinya. Setidaknya agar hati kalian lebih tenang dan netral. 

1. Tetap Tenang

Ketika anda ditanya seperti itu yang keadaan awal tenang pastinya akan berubah drastis bukan. Seperti langit pagi yang cerah, tiba-tiba badai melanda. Kondisi seperti ini sebenarnya sangat membahayakan. Bisa jadi kesalah pahaman seperti ini  bisa menjadi debat kusir yang panjang.

Hal pertama yang bisa dilakukan adalah ambil nafas dalam-dalam.  Udahakan tidak terpancing emosi. Anda boleh saja tidak suka dengan pertanyaanya, tapi bukan berarti membenci orangnya. Hingga akhirnya Anda memiliki dendam dengannya.  Tujuan menarik nafas agar kondisi Anda tenang, sehingga dengan tenang maka dapat berpikir positif.

2. Berpikir Objektif

Dengan kondisi Anda tenang dan dapat berpikir positif,  maka akan mudah untuk berpikir objektif.  Tujuanya agar dapat melihat dari sudut pandang yang berbeda. Anda dapat melihat dari sudut pandang orang yang menanyakan, sebenarnya apa yang melatar belakanginya.

Bisa jadi memang  mereka penasaran dan lebih ingin mengerti kabar Anda. Tapi hal seperti itu yang mungkin berbeda dalam persepsi Anda. Bisa jadi karena terlalu privasi atau Anda tidak suka jika ditanya hal pribadi. Tapi perlu diingat Anda harus tenang dalam menghadapinya, agar hubungan Anda dengan mereka tetap berjalan dengan baik. Sekali lagi Anda harus memahami juga latar belakang, keadaannya serta kondisi orangnya agar Anda bisa mengedukasinya.

3. Mengungkapkan Perasaan dengan Jujur

Penjelasan di atas hanya untuk faktor internal. Maksudnya faktor dari diri kita sendiri, yaitu menyikapi. Nah, untuk faktor eksternal memang susah untuk dikendalikan. Karena kita tidak tahu kapan orang akan menanyakan seperti itu.

Untuk meminimalisir faktor eksternal, kita hanya bisa menjelaskan atau mengungkapkan perasaan kita saat ditanya. Sebagai contoh jika ada yang bertanya begitu, kita bisa mengalihkan jawaban dengan guyonan. Agar si penanya tahu bahwa jawaban guyonan itu menunjukkan bahwa pertanyaan tak pantas untuk dijawab. 

Tapi bagaimana jika penanya nggak sadar? Keesokan harinya masih menanyakan lagi. Berilah penjelasan bahwa pertanyaan itu tidak pantas untuk ditanyakan, atau beri pemahaman jika Anda merasa tidak nyaman atau tersinggung ketika ditanya seperti itu. Tentunya dengan penjelasan yang sopan, jelas dan tidak menyinggung perasaan. Anda pasti sudah mengetahui bahwasannya dengan komunikasi yang baik persoalan akan diselesaikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun