Mohon tunggu...
Pras
Pras Mohon Tunggu... Karyawan swasta

Bankers, landscaper, agriculture economics, traveling, goverment issue

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Perang melawan Ilegal mining dan mafia tambang di Bangka Belitung

9 Oktober 2025   10:51 Diperbarui: 9 Oktober 2025   10:51 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Untuk bagian limbah atau material sampingan tambang yang sering diabaikan semacam monasit, harus ada peraturan yang tegas, siapa yang punya wewenang mengolah dan mengekspor material bernilai tinggi tersebut.

Pemerintah mengambil langkah yang sangat terbuka dan tegas dalam upaya penegakan hukum.
Perang terhadap para mafia tambang telah diawali dengan penggeledahan, penyidikan, pemeriksaan para operator dan pemilik perusahaan / smelter, hingga akhirnya Kejagung melakukan penyitaan 6 smelter milik  para penjarah sumberdaya timah.
https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/738134/kejagung-periksa-beberapa-pejabat-perusahaan-smelter-terkait-korupsi-timah

Dalam penyerahan aset sitaan Kejagung kepada PT Timah, negara mengambil alih, mengelola aset ini agar bermanfaat untuk rakyat.
https://story.kejaksaan.go.id/pencapaian/disaksikan-presiden-prabowo-subianto-jaksa-agung-serahkan-aset-barang-rampasan-negara-senilai-rp145-triliun-ke-pt-timah-tbk-mvk.html

Kebijakan harus lebih diperketat, menghilangkan celah-celah kelembagaan dan regulasi yang selama ini dipelihara, karena kerugian negara bukan hanya dari aspek ekonomi saja.
Kerusakan lingkungan dan hilangnya hak masyarakat lokal adalah aspek lain yang sangat merugikan.

Pengawasan produksi hilir yang melibatkan lembaga pengawas seperti BPKP, Bea Cukai, serta aparat hukum, akan menjadi sinergi lintas lembaga yang membuat regulasi bisa berjalan lebih efektif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun