Siapa sangka, limbah dapur seperti kulit jeruk dan tulang ayam bisa berubah menjadi penyelamat bagi penderita diabetes? Dua bahan yang selama ini sering kita buang ternyata menyimpan potensi luar biasa untuk dunia kesehatan, terutama dalam perawatan luka diabetik.Â
Diabetes melitus bukan lagi penyakit asing di telinga masyarakat Indonesia. Selain kadar gula darah yang tinggi, komplikasi yang paling menakutkan dari penyakit ini adalah luka pada kaki (ulkus diabetik) yang sulit sembuh. Luka yang dibiarkan bisa membusuk, terinfeksi, bahkan berakhir pada amputasi.
Berangkat dari keprihatinan itu, kami, tim mahasiswa dari STIKES Banyuwangi, berusaha mencari solusi sederhana tapi berdampak besar. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE), kami mengembangkan plester hydrogel alami yang dibuat dari kombinasi kulit jeruk dan kolagen tulang ayam.
Plester hydrogel ini berbeda dari plester biasa. Bentuknya seperti gel lembut yang menjaga luka tetap lembap, mempercepat regenerasi kulit, sekaligus melindunginya dari infeksi. Menariknya, bahan yang digunakan tidak mengandung bahan kimia sintetis, melainkan berasal dari bahan alami yang sering dianggap sampah.
Kulit jeruk kaya akan vitamin C dan flavonoid, zat yang membantu pembentukan jaringan kulit baru dan mempercepat penyembuhan. Sedangkan tulang ayam mengandung kolagen alami, protein penting yang menyusun jaringan kulit dan membantu proses regenerasi sel. Ketika keduanya digabung, terbentuklah plester hydrogel yang bukan hanya menjaga kelembapan luka, tetapi juga memperbaiki jaringan yang rusak secara alami.
Lebih dari sekadar inovasi di bidang kesehatan, riset ini juga membawa pesan lingkungan: bahwa limbah yang sering kita abaikan sebenarnya bisa menjadi solusi bagi masalah manusia. Kulit jeruk dan tulang ayam yang biasanya hanya memenuhi tempat sampah kini bisa diolah menjadi produk bernilai tinggi.
Melalui penelitian ini, kami belajar bahwa sains bukan hanya tentang teori di laboratorium, tetapi tentang bagaimana ilmu bisa memberi manfaat langsung bagi masyarakat. Proses kami mencakup tahap ekstraksi bahan alami, formulasi hydrogel, hingga pengujian karakteristiknya. Semua dilakukan dengan tujuan menghadirkan plester yang aman, efektif, dan ramah lingkungan.
Hasil sementara menunjukkan bahwa plester hydrogel alami ini memiliki tekstur lembut, mudah menempel di kulit, dan mampu menjaga kelembapan lebih lama dibandingkan plester biasa. Harapannya, suatu hari nanti inovasi ini bisa dikembangkan lebih jauh menjadi produk kesehatan yang mudah dijangkau oleh masyarakat luas  terutama bagi penderita diabetes yang membutuhkan perawatan luka berkelanjutan.
Kadang, penyelamat tidak datang dari tempat mewah atau teknologi mahal.
Terkadang, ia muncul dari sisa makan malam di dapur rumah kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI