Begitu pula yang terjadi dengan lahan-lahan lainnya yang kemiringannya dibawah 100 persen, tentu dapat pula dihitung dengan rumus yang sama dengan penyusutan yang tidak seekstrem kemiringan 100 persen. Ini yang saya sebut dengan jarak tanam semu dan menyesatkan. Mengingat bahwa dana yang digunakan untuk kegiatan rehabilitasi hutan ini dibiayai oleh anggaran pemerintah.
Karenanya, realisasi kegiatan dan keuangan harus dipertanggungjawabkan melalui mekanisme audit yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Departemen Kehutanan maupun Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) pada akhir kegiatan penanaman.
Maka, untuk memperkuat administrasi secara teknis tentang jarak tanam ini, dalam dokumen perencanaan yang dilengkapi dengan peta kerja dibuat secara detil (rigid), agar tidak ada celah lagi untuk ditafsirkan yang lain.
Dalam dokumen perencanaan, dijelaskan bahwa dengan luas 9000ha, dengan jarak tanam 3x2m, satu hektare membutuhkan bibit sebanyak 1650 batang.
Dengan demikian, jumlah bibit yang harus tersedia sebanyak 17.820.000 batang bibit (14.850.000 bibit untuk ditanam dan 2.970.000 bibit untuk penyulaman sebanyak 20 persen).
Namun dalam teknis penanamannya dijelaskan bahwa penanaman dilakukan dengan jarak tanam 2x3m dan/ dalam satu hektare di lapangan bermuatan bibit penamanam sebanyak 1650 batang bibit. Penjelasan muatan bibit penanaman di lapangan sebanyak 1650 batang bibit/ha adalah untuk mengantisipasi penyusutan luas di atas peta kerja yang dipersoalkan di atas.
Sewaktu saya diperiksa oleh Itjen Departemen Kehutanan dan aparat BPKP pusat, mereka dapat menerima penjelasan ini dan dinyatakan clean and clear. Memang tidak mudah untuk menjelaskannya, namun semua dapat diurai dengan baik dengan menggunakan akal pikiran dan logika yang sehat.
Pengalaman yang sangat berharga dalam bekerja dilapangan dan tidak pernah dipelajari teori apalagi praktek dalam bangku kuliah di perguruan tinggi.
PRAMONO DWI SUSETYO
Kompasiana, 4 Oktober 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI