Mohon tunggu...
Pramono Dwi  Susetyo
Pramono Dwi Susetyo Mohon Tunggu... Insinyur - Pensiunan Rimbawan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Mengurus Anak Sekolah dan Kuliah

8 Februari 2020   22:59 Diperbarui: 8 Februari 2020   23:05 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kebetulan kami telah mempunyai rumah di Bogor sejak tahun 1996, maka anak kami yang bungsu kami pindah dan sekolahkan SMP di Bogor. Disini saya sebagai orang tua menyadari betul betapa tidak mudahnya mencari sekolah terbaik di Jawa, dibandingkan sewaktu kami masih diluar Jawa. Dengan hasil NEM Ujian Nasional SD,  bagus untuk ukuran di Palangkaraya, ternyata biasa biasa saja untuk ukuran kota Bogor. 

Saya mencoba memasukkannya di SMP swasta tebaik di Bogor yaitu di SMP Katolik Regina Pacis (sekolahnya didepan Kebun Raya Bogor) namun kurang beruntung karena tidak lolos. Apalagi masuk SMPN favorit yang membutuhkan nilai NEM yang tinggi jelas tidak mungkin (SMPN favorit adalah SMPN 1 dan SMPN 5). 

Dengan terpaksa kami sekolahkan di SMPN 12 yang nilai NEM masuk katagori persyaratan yang ditentukan meskipun harus test karena masuk dalam kuota 15 % dari jatah untuk SD yang berasal dari luar kota maupun kabupaten Bogor. 

Kesulitan mencari sekolah di SMP di Bogor tersebut nampaknya membawa berkah tersendiri bagi anak bungsu kami. Berkah tersebut adalah mendorong semangat belajar untuk lebih giat dan hasilnya pada awal semester 1, anak saya rangking  satu dikelasnya (40 orang)  dan rangking 3 diseluruh kelas 1 (320 siswa), prestasi yang sangat membanggakan. 

Demikian juga, pada saat kenaikan kelas (semester 2), prestasi anak kami dapat dipertahankan baik dikelas maupun diseluruh kelas 1. Namun ada sedikit kerisauan kami sebagai orang tua karena ada info bahwa lulusan SMPN 12 yang diterima di SMA favorit (SMAN 1 Bogor) hanya 1 orang. Oleh karena itu, kami berdua selaku orang tua berunding dan memutuskan untuk memindahkan sibungsu ke SMPN 1 kekelas 2, syukurnya dapat lolos meskipun dengan perjuangan berliku liku.  

Orang bilang  sekolahnya sudah on the right track (pada jalur yang benar). Meskipun hanya masuk 10 besar prestasinya di SMPN 1, namun kami puas karena sibungsu mampu beradaptasi dengan cepat disekolahnya yang baru. Lulus dari SMPN 1, anak saya memilih SMAN 3 yang merupakan favorit kedua setelah SMAN 1 yang pada waktu itu banyak menerima siswa RSBI (rintisan sekolah berstandar internasional) (yang sekarang telah dibubarkan).  

Lulus SMAN 3 anak saya melenggang dengan mudah dan kuliah di IPB mengambil jurusan studi pembangunan Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan lulus tahun 2015 dengan indeks prestasi 3,6. 

Prestasi yang cukup membanggakan apalagi diterima sebagai CPNS di Kementerian Hukum dan HAM tahun 2017, setelah moratorium penerimaan CPNS dicabut. Sekarang tercatat sebagai ASN di Kantor Direktorat Jenderal Imigrasi Kelas 1 Jakarta Barat.

Sebagai orang tua, yang kebetulan sudah memasuki usia pensiun akhir tahun 2016, kami hanya dapat mengucap syukur kepada Tuhan, karena diberikan kesempatan menikmati  masa pensiun yang sudah berjalan tiga tahun lebih, dengan tidak menanggung beban pendidikan dan biaya hidup mereka lagi. Tuhan memang maha adil, apabila kita bersungguh sungguh memintaNya melalui doa yang tulus dan berusaha dengan gigih,  Tuhan akan memberikan jalan dan hasil yang terbaik bagi umatnya.

Pramono DS
Pensiunan Rimbawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun