Mohon tunggu...
Pramono Dwi  Susetyo
Pramono Dwi Susetyo Mohon Tunggu... Insinyur - Pensiunan Rimbawan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Solusi Cerdas Pengendalian Banjir Jakarta

14 Januari 2020   20:30 Diperbarui: 17 April 2020   17:21 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Pendekatan daerah aliran sungai (DAS) adalah pendekatan yang sangat tepat dalam menanggulangi banjir seperti wialayah Jakarta dan sekitarnya. DAS Ciliwiung dan 12 DAS lainnya yang bermuara di Jakarta tidak membutuhkan batas administratif atau batas kewilayahan suatu daerah karena sebagai tampungan air hujan yang jatuh pada daerah tangkatan air  diatasnya pasti akan mengalir kesungai dan pada akhirnya bermuara kelaut. Yang mesti diperhatikan dalam penanggulangan banjir adalah daerah hulu, tengah , hilir dan daerah tangkapan airnya dihulu. 

Untuk mengetahui suatu DAS disebut baik atau sehat, perlu dipahami parameter ilmiah para ahli yang telah diuji kesahihnya dan dituangkan dalam regulasi dan peraturan perundangan yang telah ada dan dibuat selama ini. DAS yang dapat mengakibatkan banjir apabila rasio (perbandingan)  debit air maksimun pada musim hujan dan debit air minimum pada musim kemarau angkanya lebih besar 40. 

Sementara itu, dalam UU no. 41/1999 tentang kehutanan pasal 18 ayat (2) menegaskan bahwa kawasan hutan yang dipertahankan untuk kecukupan luas kawasan hutan dan penutupan hutan (forest coverage ) minimal 30 persen dari luas DAS dan atau pulau dengan  sebaran yang proporsional.  DAS hulu Ciliwung merupakan Kawasan Strategis Nasional dan sekaligus sebagai kawasan lindung. 

Penetapan ini tertuang dalam PP No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional. Kawasan lindung (selain kawasan bergambut dan kawasan resapan air) yang memberikan perlindungan terhadap kawasan dibawahnya adalah kawasan hutan lindung. Disamping itu, kawasan lindung lain yang berada di hulu DAS Ciliwung adalah Cagar Alam dan Taman Wisata Telaga Warna 368 ha dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 1.869 ha.

Sebut saja DAS Ciliwung yang sangat berpengaruh terhadap kondisi banjir di Jakarta. Tiga daerah yang perlu mendapat perhatian lebih adalah Puncak dan sekitarnya dikabupaten Bogor sebagai daerah hulu, daerah kota Depok dan sekitarnya daerah tengah dan Jakarta sebagai daerah hilir. Bagaimana kondisi ketiga daerah tersebut saat ini (eksisting) ?  

DAS Ciliwung seluas 34.700 ha merupakan salah satu DAS yang mencakup dua wilayah provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat dan Provinsi DKI Jakarta dan melintasi Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok dan Kota Jakarta, dan bermuara di teluk Jakarta. Panjang sungai utama Sungai Ciliwung 117 km .

DAS Ciliwung hulu seluas 14.860 ha, secara administratif DAS Ciliwung hulu mencakup 30 desa di Kabupaten Bogor yaitu 2 desa (Kecamatan Sukaraja), 7 desa (Kecamatan Ciawi), 10 desa (Kecamatan Cisarua), 11 desa (Kecamatan Megamendung) dan 1 desa di Kecamatan Kota Bogor Timur. 

DAS Ciliwung hulu seluas 14.860 ha terdiri dari 6 sub-DAS yaitu : a) Sub DAS Ciesek seluas 2.504,76 ha (16,86%) terletak di Kecamatan Megamendung dan Cisarua b) Sub DAS Ciliwung Hulu seluas 5.885,78 ha (39,61%) terletak di Kecamatan Ciawi, Megamendung dan Cisarua c) Sub DAS Cibogo seluas 1.375,40 ha (9,26%) terletak di Kecamatan Ciawi, Megamendung dan Cisarua d) Sub DAS Cisarua seluas 2.218,92 ha (14,92%) terletak di Kecamatan Cisarua e) Sub DAS Cisukabirus seluas 1.696,91 ha (11,42%) terletak di Kecamatan Ciawi dan Megemendung f) Sub DAS Ciseuseupan seluas 1.178,23 ha (7,93%) terletak di Kecamatan Ciawi dan Megamendung.

Sebaran topografi DAS Ciliwung hulu didominasi oleh datar (32,95 %), bergelombang (25,19%), sangat curam (16,12%) curam (13,14), landai (12,60). Berdasarkan sistem klasifikasi Smith dan Ferguson yang didasarkan pada intensitas curah hujan. yaitu bulan basah (>200 mm) dan bulan kering (<100 mm) adalah termasuk Tipe Iklim A. 

Berdasarkan debit air Sungai Ciliwung tahun 1989 -2009 rata rata rasio debit air maks dan debit air min adalah sebesar 151,64. Q maks/Q min tertinggi dicapai pada tahun 1998 yaitu sebesar 253,22 sedangkan Q maks/Q min terendah pada tahun 2008 yaitu sebesar 11, 59.

Sebagai daerah tangkapan air (catcment area) yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekologis bagi daerah dibawahnya (daerah tengah dan hilir), daerah hulu DAS Ciliwung telah mengalami degradasi dan alih fungsi lahan yang sangat masif terutama peruntukan kawasan hutan maupun penutupan hutannya (forest coverage). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun