Di perpustakaan itu, Kafka bertemu dengan Miss Saeki. Seorang wanita usia 50-an yang cantik, elegan, namun tampak kosong. Setelah penjelasan tentang pemikiran dan teori kesana-kemari, Kafka menduga bahwa Miss Saeki adalah ibu yang selama ini dicarinya.
Di sisi lain, Nakata adalah korban dari sebuah insiden misterius di sebuah hutan.
Saat SMP, kelas Nakata pergi ke hutan bersama wali kelas untuk memetik jamur. Tiba-tiba, seluruh murid jatuh pingsan bersamaan. Padahal, tidak ada gas beracun—tak pula ada yang memakan jamur hutan. Setelah polisi dan dokter datang, semua murid bangun dan kembali bugar. Namun, hanya Nakata yang tetap tak sadarkan diri hingga berminggu-minggu sampai dia dikirim ke rumah sakit tentara.
Begitu sadar dari koma, Nakata menjadi bodoh. Dia tidak tahu apa-apa tentang dunia. Tidak bisa membaca, menulis, menghitung, bahkan tidak tahu sedikitpun tentang Jepang. Hidupnya berubah dari anak paling pintar di kelas, menjadi seorang anak yang diasingkan oleh keluarganya sendiri.
Namun Nakata bisa hidup dengan baik karena subsidi pemerintah.
Dia juga punya kekuatan ajaib—bisa bicara dengan kucing.
Ini membuat Nakata punya "pekerjaan" dari para tetangganya untuk mencari kucing yang hilang. Dia akan mengobrol dengan kucing jalanan dan mencari petunjuk. Sedikit mengingatkan saya tentang tips nyata dari cat lovers untuk mencari kucing peliharaan yang hilang.
Suatu hari, dia diminta mencari seekor kucing. Kali ini pekerjaannya cukup sulit, karena dia justru bertemu dengan Johnnie Walker yang telah menculik kucing untuk dibunuh. Pria itu berjanji akan memberikan kucing yang dicari jika Nakata mau membunuhnya saat itu juga. Gila!
Agak kaget juga karena Nakata benar-benar bisa membunuh Johnnie Walker. Dia lalu pergi dari Nakano, meskipun tidak bisa membaca apalagi membeli tiket untuk perjalanan jauh. Nakata tidak punya tujuan khusus, tapi dia terus melangkah dan bertemu dengan orang-orang baik yang membantunya. Di sini, Nakata bahkan tidak mengeluarkan uang sepeserpun meski menumpang di truk supir barang dan makan bersama.
Supir terakhir yang mengantar Nakata adalah Hoshino.
Karakter Hoshino digambarkan cukup keras di awal, namun dia punya soft side pada Nakata yang mengingatkannya pada almarhum kakeknya. Berdua mereka pergi jauh sekali untuk sampai ke tujuan—meskipun Nakata tak punya jawaban pasti kemana destinasi akhir mereka.