Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PJOK Makin Seru dengan Sport Education Model

1 Februari 2024   14:50 Diperbarui: 1 Februari 2024   16:28 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penerapan Sport Education Model di Sekolah - Sumber : kompas.com

"Setiap murid memiliki kondisi fisik yang beragam, sebab itulah perlu terobosan agar dapat mengoptimalkan potensi murid dalam PJOK."

Pendataan awal terkait kondisi fisik dan riwayat kesehatan murid di setiap tahun ajaran baru, rutin saya lakukan. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan faktor resiko yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Upaya meminimalisasi resiko harus benar-benar dilakukan, agar murid tetap aman dan terhindar dari cedera. 

Kondisi fisik murid begitu beragam, riwayat kesahatannya pun demikian, berkaitan dengan hal ini menjadi persoalan tersendiri. Pembelajaran tidak dapat disamaratakan, namun tetap harus mampu mengakomodir keberagaman untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna. Saya mencoba menerapkan Sport Education Model (SEM) dalam pembelajaran PJOK di kelas ampuan saya. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam model pembelajaran ini, berikut ulasannya.

1. Pengelolaan Musim (Persiapan, Latihan, dan Kompetisi)

Merumuskan linimasa terkait kegiatan yang akan dilakukan dengan beberapa fase yang harus dilalui terdiri dari fase persiapan, fase latihan, dan juga fase kompetisi. Setiap fase dijabarkan secara detil dengan tujuan menjadi acuan sehingga mempermudah dalam pengelolaan musim.

2. Afiliasi

Afiliasi merupakan tahapan bagaimana memberikan peran optimal pada murid. Semua murid mendapatkan peran dan bertanggung jawab atas perannya tersebut. Hal ini menjadi solusi dalam pembelajaran PJOK yang mana kondisi fisik dan riwayat kesehatan murid itu begitu beragam. Semua murid yang terlibat akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna sehingga antusiasme dalam pembelajaran PJOK akan meningkat.

3. Penyiapan Pertandingan Formal

Peran terbagi sesuai dengan minat dan bakat murid, kemudian selanjutnya adalah terkait dengan penyiapan pertandingan forma. Bagaimana pelaksanaannya? Setiap tanggung jawab tim yang diemban berfokus pada jadwal pertandingan yang dilalui, kesiapan taktik dan strategi, hingga evaluasi terkait dengan perkembangan tim, dan juga hal-hal yang bersifat administratif pertandingan pun tidak boleh luput dari perhatian.

4. Puncak Pertandingan dan Pencatatan Pertandingan

Daya juang dan daya kompetisi murid terasah pada fase ini. Fase puncak pertandingan adalah dimana murid terlibat aktif dalam sebuah kompetisi atau pertandingan yang nyata. Mereka menyiapkan segala sesuatunya dalam sebuah kompetisi ini. Bahkan, mereka pun perlu mencatat hal-hal penting yang terjadi dalam pertandingan untuk kemajuan timnya. Pengalaman pembelajaran yang nyata tercipta di sini.

5. Festivity (Perayaan)

Tak kalah pentingnya adalah bagaimana festivity itu dilakukan. Hal ini tentang bagaimana menghargai sebuah proses perjuangan dalam pertandinga. Pada partai puncak tentunya akan ada momen perayaan yang tak boleh terlewatkan. Melalui festivity, akan terbangun nilai-nilai fair play dan respect, meningkatkan motivasi, membangun kehormatan, dan yang tak kalah penting yakni meningkatkan kualitas pengalaman olahraga.

Saya merasakan begitu besar energi positif dalam penerapan SEM ini. Melalui SEM ini saya dapat memilih cabang olahraga apa yang sekiranya akan meningkatkan antusias murid jika dilombakan atau dipertandingkan. Ketika saya menerapkan model pembelajaran ini, semua murid bergerak dan terlibat aktif tanpa harus merasa minder karena mereka mendapatkan peran sesuai dengan minat dan bakatnya. Misalnya saja selain menjadi pemain, akan ada pula yang menjadi manager, pelatih, pencatat pertandingan, bahkan ada pula yang mendapatkan peran sebagai jurnalis. 

Pembelajaran ini benar-benar berpihak pada murid dan tentunya akan dapat mewujudkan tujuan dari PJOK itu sendiri yakni Competitive Sportperson (pelaku olahraga yang kompetitif), Literate Sportperson (Pengembangan literasi murid), dan Enthusiastic Sportperson (Meningkatkan antusiasme murid dalam olahraga dan menerapkan gaya hidup sehat). 

Artinya, ketika semua murid terlibat aktif, mendapatkan peran yang berkeadilan dan proporsional, serta mendapatkan pengalaman nyata dalam berolahraga akan semakin menumbuhkan energi positif dalam dirinya agar semakin antusias dalam berolahraga dan secara sadar konsisten dalam penerapan gaya hidup sehat. (prp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun