Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Masihkah Ada Perilaku Koruptif dalam Diri?

12 Desember 2021   09:23 Diperbarui: 15 Desember 2021   09:45 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pendidikan Anti Korupsi Melalui Kantin Kejujuran - Sumber: kompas.com

"Bicara soal korupsi selalu saja berhasil bikin emosi, namun sudahkah kita merenungi apakah kita benar-benar bersih dari perilaku koruptif?"

Aduh, lagi-lagi berita tentang korupsi menghiasi jagad media yang dapat kita akses dengan mudah. Hadirnya informasi yang sangat cepat itu sungguh bermanfaat sehingga kita dapat dengan cepat pula menerima informasi terkini soal negeri ini. 

Lagi-lagi berita korupsi muncul menghiasi, mulai dari korupsi kelas teri hingga kelas kakap, dan bahkan bantuan sosial pun ikut dikorupsi, begitu katanya. 

Namun mirisnya lagi hukuman yang diberikan bagi para koruptor itu sungguh sangat bercanda. Sepertinya dengan hukuman yang terbilang lebih ringan ketimbang maling ayam yang harus pula menerima amuk masa tidak akan pernah membua jera. 

Ketika emosi melihat para koruptor dan ingin memaki perlu juga merenungkan dalam diri, apakah kita benar-benar bersih dan tak sedikitpun ada jiwa koruptif di dalam diri? 

Seketika kembali terjebak nostalgia perilaku masa kecil yang menjadi proses pembelajaran tentang bagaimana berperilaku dan memegang teguh prinsip jujur.

Nillep Uang SPP 

"Aduh, ketika uang jajan mingguan atau bulanan habis sebelum waktunya, godaan ini begitu nyata"

Seperti biasa di setiap bulan ibu atau ayah selalu memberikan uang jajan kepada kita. Uang jajan itu diberikan untuk jangka waktu tertentu yang telah disepakati. 

Biasanya kalau tidak mingguan ya bulanan. Uang jajan yang diberikan diharapkan mampu diatur sedemikian rupa agar cukup hingga batas waktu kesepakatan. 

Namun nyatanya sering juga uang jajan habis sebelum waktunya entah karena perilaku boros atau ada kebutuhan mendesak lainnya. 

Ketika orang tua menitipkan kepercayaan untuk membayar uang sekolah atau lebih akrab disebut dengan uang spp, godaan untuk menggunakan uang tersebut begitu nyata terasa. 

"Ah, pake dulu aja lah!" Kalimat dalam hati yang terkadang muncul menggoda dan menggoyahkan iman. Mungkin saja orang tua tidak tahu namun yang pasti hati kecil tak mampu dibohongi. Hal ini jika terjadi akan membentuk karakter tidak jujur dan akan menjadi sebuah kebiasaan buruk. 

Keimanan dan prinsip kejujuran sejak dini yang ditanamkan berperan penting dalam hal ini. Pernahkah kita melakukannya? Apakah kita mampu berhenti melakukan hal itu, atau malah masih terus melakukan dalam konteks lainnya karena sudah menjadi kebiasaan sejak dini? Semoga saja tidak lagi.

Nilep Uang Kembalian 

"Diiik, tolong belikan gula setengah kilogram di warung Bu Sutiyem ya! Uangnya ada di meja samping TV."

Ketika ibu sedang sibuk di dapur, seringkali kita diminta bantuan untuk membelikan sesuatu di warung dekat rumah. Entah membelikan gula, garam, atau bumbu dapur lainnya. 

Secara tidak langsung ibu melatih kejujuran dengan memberikan kepercayan kepada kita. 

Mungkin ibu sengaja tidak menanyakan uang kembalian karena ibu ingin tahu seberapa jujur kita dalam mengemban amanah. 

Jika saja pernah menilep uang kembalian maka artinya hal tersebut merupakan tindakan tidak terpuji dan menjadi sebuah pembelajaran antikorupsi sejak dini. Amanah yang diberikan harus benar-benar ditunaikan dengan baik.

Makan Gorengan Lima Biji, Bayar Hanya Satu Biji

Hal ini terjadi di kantin sekolah. Ketika kantong kering, uang jajan bulanan sudah habis sedangkan perut sangat lapar, maka godaan berperilaku tidak jujur semakin besar. 

Satu gorengan tidaklah cukup untuk meredam perut keroncongan setelah lelah mengikuti kelas olahraga. Alhasil di tengah kondisi lapar dibalut dengan ketamakan akhirnya melahap kembali gorengan yang tersedia di depan mata. 

Tiba saatnya membayar hanya mengaku makan satu biji gorengan saja dan semuanya pun berjalan aman. 

Sebuah permulaan yang akan menjadi kebiasaan buruk dab perilaku koruptif di masa yang akan datang. Perlu kontrol diri yang nyata ketika godaan untuk berperilaku tidak jujur hinggap menggoda.

Momen hari antikorupsi 2021 menjadi momen tepat untuk perenungan diri. Merenung mengapa di negeri ini begitu akrab dengan rasuah. 

Tanpa perlu memaki, bisa saja hal ini terjadi karena kebiasaan perilaku tidak jujur sejak dini yang terakumulasi. Sebuah perenungan diri untuk senantiasa berperilaku jujur, bermula dari diri sendiri. (prp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun