Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Ketika Guru PJOK Menanyakan Kondisi Kesehatan di Awal Pembelajaran

3 Juni 2021   09:21 Diperbarui: 3 Juni 2021   09:54 1461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kegiatan Pembelajaran PJOK - Sumber : edukasi.kompas.com

"Apakah ada yang sakit? Bagaimana, sudahkah siap mengikuti pembelajaran PJOK hari ini?"

Masihkah ingat pertanyaan yang kerap kali hadir di awal pembelajaran pada mata pelajaran (mapel) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) yang disampaikan oleh Bapak atau Ibu Guru PJOK? 

Ya, pertanyaan itu selalu ditanyakan oleh Guru PJOK untuk mengetahui bagaimana kondisi dan kesiapan peserta didik sebelum mengikti kegiatan pembelajaran PJOK. Hal ini dilakukan sebagai upaya preventif untuk meminimalisasi kemungkinan buruk resiko yang ditimbulkan selama kegiatan pembelajaran PJOK, misalnya resiko cedera. 

Bicara PJOK erat kaitannya dengan bagaimana kondisi tubuh manusia, utamanya tentang bagaimana kondisi kesehatan. Oleh sebab itu perlu langkah preventif yang tepat sebagai upaya antisipasi. 

Berangkat dari hal ini kita dapat menilai betapa perhatiannya Bapak dan Ibu Guru PJOK yang selalu menanyakan kesehatan peserta didik yang sangat dicintainya. 


"Niat berolahrga adalah untuk sehat, bukan malah menjadi sakit karena memaksakan diri mengikuti kegiatan pembelajaran PJOK ketika kondisi tubuh tidak sedang baik-baik saja."

Sembari menanyakan tentang kesiapan dan kondisi kesehatan peserta didik sebagai tahap pendahuluan dalam pembelajaran PJOK, guru pun tetap melakukan pengamatan satu per satu, apakah benar peserta didik dalam kondisi sehat dan siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang menuntut fisik prima atau malah sebaliknya, peserta didik harus mengurungkan niat mengikuti kegiatan pembelajaran PJOK dikarenakan kondisi fisik yang tidak prima karena sedang tidak enak badan atau sakit. 

Prinsipnya adalah memahami kondisi tubuh adalah penting dan jangan memaksakan diri untuk mengikuti kegiatan pembelajaran PJOK jika kondisi tubuh sedang tidak baik-baik saja. 

Tujuan PJOK untuk Meningkatkan Kebugaran Jasmani

Perlu diingat bahwasannya salah satu tujuan dalam PJOK adalh untuk meningkatkan kebugaran jasmani peserta didik. Semakin baik kebugaran jasamninya diharapkan pula meningkat sistem imun tubuh, sehingga senantiasa dalam keadaan sehat dan bugar. 

Berangkat dari bagaimana tujuan PJOK itu sendiri, maka sangat disayangkan jika ditemui peserta didik yang terlalu bersemangat untuk begerak berolahraga dalam kegiatan pembelajaran PJOK namun tak mempedulikan kondisi tubuhnya yang sedang tidak baik-baik saja. Bukannya sehat yang didapat, malah sebaliknya tubuh akan semakin drop dan memperburuk kondisi tubuh saja. 

Hal ini sangat membahayakan keselamatan jiwa dan meperlambat waktu pemulihan tubuh. Sakit itu mahal dan tidak enak. Biaya pengobatan mahal dan siapapun pasti tidak betah jika sakit melanda karena yang pasti akan mengganggu aktivitas keseharian. 

Oleh sebab itu, pahami kondisi tubuh dan jangan memaksakan diri untuk berolahraga jika sedang sakit. Ketika Bapak atau Ibu Guru PJOK bertanya tentang kesehatan dan kesiapan di awal pembelajaran, mohon sampaikanlah dengan jujur apa adanya. 

Isi Data Riwayat Kesehatan Peserta Didik dengan Jujur dan Apa Adanya !

Ada beberapa langkah preventif yang dilakukan oleh pihak sekolah utamanya Guru PJOK untuk meminimalisasi resiko yang tak diinginkan selam kegiatan pembelajaran PJOK. Bapak dan Ibu Guru PJOK sadar betul tentang bagaimana ancaman dan resiko selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran PJOK, jangan sampai abai akan hal ini. 

Selain mengecek kondisi awal di setiap awal pembeljaran, jauh sebelum itu pasti pihak sekolah mendata tentang bagaimana riwayat kesehatan dari peserta didik itu sendiri. Apakah ada yang memiliki kelainan terkait sistem dan fungsi tubuhnya akibat pernah menjalani operasi atau hal-hal lainnya. 

Riwayat ini dijadikan dasar atau acuan dalam menentukan program pembelajaran utamnaya pada ranah psikomotor. Setiap peserta didik memiliki kondisi fisik dan kondisi kesehatan yang berbeda-beda, oleh sebab itu perlu program yang akurat dan tepat agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.

Pendidikan Penguatan Karakter

"Anda dapat berbohong pada orang lain, namun tidak untuk hati kecilmu dan Tuhanmu."

Tidak hanya ranah kognitif dan psikomotor saja yang menjadi perhatian. Ranah afektif tak kalah pentingnya. Karakter jujur harus ditanamkan sejak dini. Salah satu upaya menanamkan kebiasaan berperilaku jujur salah satunya adalah ketika awal pembelajaran PJOK dimana Guru PJOK menanyakan tentang kesehatan peserta didik dan kesiapannya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran PJOK. 

Guru PJOK memiliki data riwayat kesehatan peserta didik dan juga paham betul bagaimana kesiapan peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran karena ketika dibariskan Bapak dan Ibu Guru pasti mengamati satu persatu kondisi seluruh peserta didik. 

Jadi jangan sekali-sekali berbohong, lebih baik berkata jujur dan membiasakan untuk berperilaku jujur, karena "Jujur itu Hebat!" Semua ini dilakukan untuk kebaikan bersama dan sebagai salah satu wujud upaya pendidikan penguatan karakter, utamanya melalui mapel PJOK.

Begitu perhatiannya Bapak dan Ibu Guru yang setiap hari di awal pembelajaran PJOK menanyakan kondisi kesehatan setiap peserta didik yang ada di hadapanya. 

Tak lain inilah wujud nyata niat mulia mendidik generasi emas penerus bangsa yang tidak hanya cerdas namun juga sehat dan berkarakter. Oleh sebab itu, mari bersama-sama kita tanamkan nilai-nilai kejujuran dalam diri dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berani Jujur, Hebat! (prp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun