Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menantikan Wujud Nyata Implementasi Nilai Luhur Pancasila

1 Juni 2021   12:18 Diperbarui: 1 Juni 2021   12:30 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mewujudkan Indonesia Maju dengan Benar-benar Mengimplementasikan Nilai-nilai Luhur Pancasila - Sumber : nasional.kompas.com

Silahkan pekikkan sekencang-kencangnya "Saya Indonesia, Saya Pancasila!" namun jangan lupa wujudkan dengan tindakan nyata nilai luhur Pancasila dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara

Tepat setiap tanggal 1 Juni seluruh lapisan masyarakat Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Sebuah momentum yang baik untuk perenungan diri tentang bagaimana kondisi Indonesia terkini. 

Lalu munculah pertanyaan, apakah negeri ini sudah benar-benar menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam semua lini berkehidupan, berbangsa, dan bernegara? 

Jawabanya dapat dilihat dari apa saja dan bagaimana saja yang muncul di permukaan. Menjadi sebuah catatan yang memprihatikan jikalau hanya memekikkan "Saya Indonesia Saya Pancasila!" tanpa ada wujud nyata berupa tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai luhur dari Pancasila itu sendiri.

"Ancaman radikalisme, intoleransi, dan korupsi, nyata merongrong bangsa ini baik dari dalam atau dari luar, sebuah harapan bahwasannya kekuatan Pancasila mampu mempersatukan bangsa dalam rangka melibas habis ancaman-ancaman itu semua."

Potret Negeri Tercinta Terkini 

Muncul jelas di permukaan bagaimana kondisi negeri kita tercinta saat ini. Masyarakat Indonesia yang katanya Pancasilais benar-benar diuji, utamanya dalam kondisi pandemi seperti ini. 

Belum selesai perseteruan dampak pilpres di masyarakat yang masih membekas. Masyarakat seakan terkotak-kotak akibat perbedaan pilihan dan tak jarang pula ditemukan gesekan yang rasanya sangat miris sekali. 

Sesama anak bangsa berseteru hingga melahirkan korban jiwa. Miris, sedih, ingin rasanya menangis sejadinya. Dalam kondisi carut marut akibat dampak pilpres, muncul kemudian ujian pandemi yang menguji, utamanya kepada seluruh masyarakat Indonesia. 

Dampak pandemi jelas terasa di semua lini yang menguji seberapa kuat perastuan dan kesatuan bangsa ini. Ekonomi masyarakat benar-benar hancur, banyak perusahaan bangkrut dan harus mengambil keputusan untuk mengurangi bahkan memutus hubungan kerja pekerja-pekerjanya. 

Hal ini sudah pasti menambah jumlah pengangguran di negeri ini. Lalu sektor pendidikan pun tak berjalan mulus dan mengancam keberlanjutan generasi penerus bangsa untuk ke depannya. 

Sungguh kondisi yang membuat hati teriris dan menangis. Namun, hebatnya bangsa ini adalah utamanya di lapisan bawah, ketika tetangga atau saudara terdekat mengalami kesusahan akibat dampak pandemi, semua bergerak untuk saling bahu membahu tanpa peduli lagi si A ketika pilpres memilih siapa dan si B memilih Susiapa. 

anpa peduli lagi apa agama dan berasal dari suku apa. Semua bergerak serentak saling bergotong royong untuk meringankan beban tetangga atau saudara yang dilanda kesusahan akibat pandemi. Ini merupakan suatu contoh dan bukti nyata implementasi nilai-nilai luhur Pancasila. 

Ketika masyarakat bawah dengan luar biasa menerapkan nilai-nilai Pancasila, hal yang sangat disayangkan adalah munculnya dugaan kasus korupsi. Lebih sakitnya lagi dugaan korupsi itu terkait dengan bantuan sosial. Sungguh tega dan tak berperikemanusiaan, jauh dari nilai-nilai Pancasila yang dipekikkan dan digaungkan sedemikian rupa.

 Beginilah potret nyata negeri kita tercinta, setidaknya itu hanya beberapa contoh saja, masih banyak contoh-contoh lainnya yang sangat mengiris hati, potret buram bangsa yang menggaungkan nilai-nilai Pancasila namun terkait pengamalan nilai-nilai tersebut, rasanya masih sangat jauh dan menjadi pekerjaan rumah bersama.


Ancaman itu terlihat nyata di sekitar kita 

Pancasila tidak hanya dibaca, Pancasila tidak hanya ditirukan ketika upacara bendera, Pancasila tidak hanya untuk twibbon yang menghiasi jgada media sosial. Pancasila harus benar-benar dibaca, dipelajara, dihayati, dan diamalkan dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai luhr yang terkandung di dalam Pancasila harus masuk ke semua lini kehidupan yang ada. Mengapa? Karena ancaman-ancaman kepada bangsa ini jelas begitu nyata. Satu soal tentang berketuhanan yang mana tersurat dalam sila pertama Pancasila. Muncul dalam pemberitaan dimana seharusnya masyarakat terjamin dan diberikan hak kebebasan untuk meyakini dan menjalankan agama pilihannya, namun terancam rasa tidak aman ketiika sedang menjalankan ibadah di tempat ibadahnya masing-masing. 

Belum lama ini, ada sebuah peristiwa dimana seorang imam masjid yang sedang memimpin ibadah sholat harus menerima bogem mentah dari seseorang yang merasa risih mendengar suara orang mengaji. Kemudian penusukan yang dialami oleh almarhum Syech Ali Jaber. 

Lalu yang tidak kalah parahnya adalah peristiwa pengeboman gereja di Makassar, Sulawesi Selatan. Beribadah pun terancam keamanannya karena hal-hal intoleransi yang sudah seharusnya dilibas dan dihanguskan dari negeri tercinta ini. 

Salah satu upaya untuk memberangus radikalisme, intoleransi, dan korupsi itu adalah dengan pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila secara utuh dan menyeluruh. Pancasila adalah dasar negara sebagai pondasi untuk mewujudkan rakyat adil, makmur, dan sentosa. 

Sudah bukan saatnya lagi hanya sekedar memekikkan "Saya Indonesia, Saya Pancasila!" Hal yang dinantikan adalah bagaimana dari masing-masing kita benar-benar menerapkan dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila itu sendiri. 

Mulai dari menghormati perbedaan terkait keyakinan, suku, agama, ras, dan antar golongan dengan batas-batas yang jelas maka hidup rukun guyub dan nilai-nilai persatuan akan jelas terasa.

 Ancaman-ancaman yang merongrong baik dari dalam dan dari luar akan dapat dengan mudah ditepis. Revolusi mental harus benar-benar dijalankan dengan nilai-nilai Pancasila yang menjadi pondasi utamanya, sehingga mewujudkan Indonesia Tangguh dan Indonesia Maju bukanlah hal yang mustahil. (prp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun