Hal ini sudah pasti menambah jumlah pengangguran di negeri ini. Lalu sektor pendidikan pun tak berjalan mulus dan mengancam keberlanjutan generasi penerus bangsa untuk ke depannya.Â
Sungguh kondisi yang membuat hati teriris dan menangis. Namun, hebatnya bangsa ini adalah utamanya di lapisan bawah, ketika tetangga atau saudara terdekat mengalami kesusahan akibat dampak pandemi, semua bergerak untuk saling bahu membahu tanpa peduli lagi si A ketika pilpres memilih siapa dan si B memilih Susiapa.Â
anpa peduli lagi apa agama dan berasal dari suku apa. Semua bergerak serentak saling bergotong royong untuk meringankan beban tetangga atau saudara yang dilanda kesusahan akibat pandemi. Ini merupakan suatu contoh dan bukti nyata implementasi nilai-nilai luhur Pancasila.Â
Ketika masyarakat bawah dengan luar biasa menerapkan nilai-nilai Pancasila, hal yang sangat disayangkan adalah munculnya dugaan kasus korupsi. Lebih sakitnya lagi dugaan korupsi itu terkait dengan bantuan sosial. Sungguh tega dan tak berperikemanusiaan, jauh dari nilai-nilai Pancasila yang dipekikkan dan digaungkan sedemikian rupa.
 Beginilah potret nyata negeri kita tercinta, setidaknya itu hanya beberapa contoh saja, masih banyak contoh-contoh lainnya yang sangat mengiris hati, potret buram bangsa yang menggaungkan nilai-nilai Pancasila namun terkait pengamalan nilai-nilai tersebut, rasanya masih sangat jauh dan menjadi pekerjaan rumah bersama.
Ancaman itu terlihat nyata di sekitar kitaÂ
Pancasila tidak hanya dibaca, Pancasila tidak hanya ditirukan ketika upacara bendera, Pancasila tidak hanya untuk twibbon yang menghiasi jgada media sosial. Pancasila harus benar-benar dibaca, dipelajara, dihayati, dan diamalkan dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai luhr yang terkandung di dalam Pancasila harus masuk ke semua lini kehidupan yang ada. Mengapa? Karena ancaman-ancaman kepada bangsa ini jelas begitu nyata. Satu soal tentang berketuhanan yang mana tersurat dalam sila pertama Pancasila. Muncul dalam pemberitaan dimana seharusnya masyarakat terjamin dan diberikan hak kebebasan untuk meyakini dan menjalankan agama pilihannya, namun terancam rasa tidak aman ketiika sedang menjalankan ibadah di tempat ibadahnya masing-masing.Â
Belum lama ini, ada sebuah peristiwa dimana seorang imam masjid yang sedang memimpin ibadah sholat harus menerima bogem mentah dari seseorang yang merasa risih mendengar suara orang mengaji. Kemudian penusukan yang dialami oleh almarhum Syech Ali Jaber.Â
Lalu yang tidak kalah parahnya adalah peristiwa pengeboman gereja di Makassar, Sulawesi Selatan. Beribadah pun terancam keamanannya karena hal-hal intoleransi yang sudah seharusnya dilibas dan dihanguskan dari negeri tercinta ini.Â
Salah satu upaya untuk memberangus radikalisme, intoleransi, dan korupsi itu adalah dengan pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila secara utuh dan menyeluruh. Pancasila adalah dasar negara sebagai pondasi untuk mewujudkan rakyat adil, makmur, dan sentosa.Â