Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ah, Lupa! Ternyata Pembelajaran Jarak Jauh

7 Juli 2020   09:34 Diperbarui: 7 Juli 2020   09:40 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peluit dan Stopwatch - Dokumen Pribadi

Seperti biasa setiap malam kusiapkan segala keperluan untuk pembelajaran pendidikan jasmani keesokan harinya di sekolah. Mulai dari perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan pembelajaran dan stopwatch serta peluit kesayangan yang sekian lamanya telah menemani hari-hariku.

Membangun mood wajib hukumnya agar energi positif dapat dirasakan oleh peserta didik. Senyum, salam, dan sapaan hangat siap menyambut peserta didik yang akan belajar, bergerak, dan memberikan makna dari sebuah pendidikan bersama-sama.

Tas berisi segala keperluan pembelajaran sudah siap tak lupa sebotol air putih untuk mencukupi kebutuhan hidrasiku. Kebutuhan hidrasi wajib terpenuhi terlebih saat pembelajaran praktik, kebutuhan cairan lebih dari biasanya. 

Kuambil helm sepeda dan segera kugowes sepedaku menuju sekolah. Kebiasaan bike to work sudah kulakukan sejak dulu. Menikmati setiap gowesan sembari mengingat Tuhan agar niat mengajar dan mendidik senantiasa diberkahi olehNya. Memohon agar ilmu yang disampaikan dapat diserap dengan baik dan bermanfaat.

Setibanya di sekolah, kuparkir sepedaku lalu langsung kumenuju lapangan olahraga sekolah. Duduk di pinggir lapangan untuk beristirahat sejenak sembari menunggu bel masuk sekolah berbunyi. Sedikit kubasahi tenggorokan yang terasa kering dengan air putih yang menyegarkan, sekedar untuk melepas dahaga.

Bel berbunyi, seperti biasa peserta didik berlarian menuju lapangan olahraga dengan penuh keceriaan dan senyum penuh harapan. Sekejap kuberdiri menyambut mereka dengan senyuman dan energi positif. Mereka menghampiriku, bersalaman dengan penuh rasa takzim. Damai kurasa saat-saat seperti itu.

"Pak hari ini materi olahraganya apa ya?" mereka bertanya dengan penuh semangat. Ada sebuah rasa yang tak bisa tergambarkan saat mereka datang menyambut pembelajaran dengan penuh suka cita. Rasa itu sungguh membuat rindu.

Tersadar semua itu hanya dalam bayang semata untuk saat ini. Terlupa bahwa tak mungkin terjadi kegiatan pembelajaran tatap muka secara langsung. Tempat tinggalku dan sekolah di mana aku mengajar masih dalam zona merah. 

Sedih kurasa, rindu membuncah namun hanya bisa berdo'a agar bumi lekas membaik dan mematuhi anjuran pemerintah untuk melakukan pembelajaran jarak jauh.

Merapal do'a tak ada henti untuk kesembuhan bumi dan kesehatan serta keselamatan orang-orang yang kita cintai tak terkecuali anak-anakku peserta didik yang senantiasa ada di hati. Mematuhi dan mendisiplinkan diri adalah kunci agar kita dapat berjumpa kembali untuk belajar, bergerak, bermakna, dan saling mengisi. (prp)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun