BANJAR-Kemajuan teknologi informatika mampu merubah peradaban manusia. Peran digital menjelma menjadi kebutuhan pokok setiap detiknya.
Abad 20 ini merupakan revolusi industri ke empat yang disebut dengan era digitalisasi.
Hoax atau informasi bohong menjadi momok menakutkan di Indonesia saat ini. Penyebabnya, akibat dari rendahnya nilai karakter dan moralitas dari para pengguna digital yang memanfaatkan teknologi sebagai senjata masif perubah peradaban manusia.Â
Dipastikan penyebar Hoax merupakan kejahatan manusia yang harus ditangani bersama.
Bila ini tidak mendapat perhatian dalam penanganan bersama, sudah dapat dibayangkan nasib bangsa Indonesia 10 tahun kemudian.Â
Generasi bangsa tercekoki dengan kebencian korban dari informasi bohong tersebut. Siapa yang harus bertanggung jawab?
Bahaya Hoax membuat semua pihak sibuk, pemerintah pun terus gencar untuk melawan. Berbagai gerakan anti Hoax terus dikampanyekan. Kepolisian pun terus bergerilya mencari, menangkap para pelaku hoax dan diberikan ganjaran. Tentu ini tidak bisa dengan tangan sendiri, perlu adanya keterlibatan masyarakat dalam memerangi Hoax.
Memasuki tahun politik dalam Pilkada Serentak 2018, memanfaatkan digital strategi praktis sebagai market politik. Berbagai cara dilakukan dari mulai pencitraan, pengenalan konsep program para kontestan ramai mengisi branda media sosial. Dampaknya sangat positif, yakni memberikan edukasi masyarakat untuk mengenal sosok calon pemimpin mereka.
Akan tetapi, pemanfaatan media sosial diprediksi sebagai alat pelemah untuk saling melawan dan melemahkan antar para kontestan.Â
Trending politik uang sudah lagi tak dipakai, tetapi politik digital kini ramai digunakan. Potensi masuknya Hoax akan sangat besar. Akibatnya, perpecahan bangsa menjadi ancaman serius.

Diskusi ini memiliki misi besar yakni upaya sadar bersama menyelamatkan bangsa dari kejahatan Hoax untuk generasi mendatang.
"Kami mengundang kalangan organisasi kemahasiswaan, organisasi masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang berada di ruang lingkup Kota Banjar, bersepakat menolak dan melawan Hoax," kata Ketua Forum Jurnalis KPU Kota Banjar, Aditya Tri Wahyudi.
Menurut dia, diskusi ini adalah langkah bersama untuk menyatukan pemahaman tentang bahaya hoax. Sehingga jika komunikasi terjalin dengan baik, dia meyakini Pilkada Serentak 2018 ini akan berjalan damai dan demokratis.
Ketua Panitia, Yudi Rasdian, menerangkan bahwa diskusi publik ini direncakan akan digelar pada 24 Maret. Ia berharap, diskusi ini bisa menciptakan keselarasan dan edukasi masyarakat pada penyelenggaraan pemilihan umum bersih dari Hoax, demi keberlangsungan kehidupan anak cucu di masa yang akan datang. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI