Mohon tunggu...
pra Juniarti
pra Juniarti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPS di MTs Negeri Gresik

Senang menulis, membantu siswa menulis, mendaki gunung, mengenal tanaman obat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bersepeda ke Pantai Mengare

23 November 2022   23:11 Diperbarui: 23 November 2022   23:26 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 "Ndi, ....tunggu!"

Amesh  berlari mengejar Andi yang sudah berlalu dari hadapannya. Andi berjalan ke arah rumah besar seperti peninggalan masa Belanda. Amesh menyusulnya dengan nafas terengah-engah. Berhenti sebentar. Amesh menatap takjub pemandangan di depannya. Sungguh pulau ini telah banyak memberinya pelajaran akan kehidupan. Masyarakatnya yang ramah, lingkungan yang tertata rapi dan asri, rasa ikan bandeng yang tiada taranya. Benar-benar khas Pulau Mengare dan peninggalan sejarah yang masih terjaga meski banyak yang sudah tergerus oleh terjangan dan deburan ombak setiap harinya. Apalagi masyarakatnya yang saling hidup berdampingan meski berbeda kebudayaan antara penduduk Jawa dan Madura.

Saat matahari beranjak sore akhirnya Amesh  dan teman-temannya meninggalkan pulau dan kembali pulang. Berdiri diatas kapal nelayan yang terakhir kalinya Amesh  kembali mengambil gambar keindahan pulau selama dalam perjalanan pulang dalam kameranya.

Sebelum matahari tenggelam Amesh  bersama teman-temannya kembali mengayuh sepeda mereka untuk  melakukan perjalanan kembali pulang.  Amesh merasa bangga mempunyai tanah kelahiran yang indah dan sangat mempesona. Jalan setapak yang mereka lewati mulai sepi. Matahari seakan berkejaran untuk kembali ke peraduannya. Warna orange di ufuk barat tampak indah menghias diujung langit. Burung-burung camar ada yang terbang rendah ke dahan-dahan pohon yang ada di tengah tambak ikan. Mereka telah melewati beberapa desa tanpa terasa dimana pemandangan indah di sore hari semakin begitu eksotiknya.

Badan terasa lelah. Mereka juga sudah lapar dan dahaga. Mengayuh sepeda beriringan di jalan setapak untuk segera sampai di tujuan. Amesh merasakan perjalanan yang menyenangkan bersama teman-temanya. Ia merasa puas dan sangat senang. Semua  yang ia lakukan bersama teman-temannya  tak mungkin bisa terulang kembali. Perjalanan yang memberi banyak pelajaran hidup yang akan selalu diingatnya. Untuk bahagia itu sangat sederhana, dinikmati apa yang telah Allah berikan, disyukuri apa yang telah diperoleh dan selalu berterima kasih atas nikmat yang Allah berikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun