Mohon tunggu...
Prajna Dewi
Prajna Dewi Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang terus berjuang untuk menjadi pendidik

Humaniora, parenting, edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sekolah Membawa Berita Buruk tentang Perkembangan Anak, Apa yang Harus Diperbuat?

14 Juni 2022   05:30 Diperbarui: 15 Juni 2022   09:06 1915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak menyendiri di kelas| iStockphoto/Tomwang112 via parapuan.co

Angel anak yang cantik, secantik arti namanya, malaikat. Sejak awal masuk, langsung menyita perhatian guru-guru TK dengan mata lentik dan hidung bangirnya, ikal rambutnya pun sangat menawan. Gerak-geriknya perlahan, tidak heboh seperti anak TK lainnya. Semua guru yang melihat berharap mengajar anak seperti Angel, sedap dipandang dan tampak mudah diatur.

Sampai setelah pembelajaran berlangsung sekian hari, guru kelasnya mulai menangkap ada yang salah dengan Angel. Dia memang tenang pembawaannya, tapi terlalu tenang. Seakan masuk ke dunianya sendiri.

Saat semua murid berebut menjawab pertanyaan setelah guru membacakan cerita, Angel hanya menatap teman-temannya, atau gurunya, atau bahkan kadang dinding kelas. Pertanyaan guru hanya dijawab dengan gelengan kepala.

Begitu pula saat semua anak heboh memilih mainan saat dibawa ke sentra bermain peran, Angel hanya berdiri memandang.

“Angel, ayo dipilih mau main apa?” undang bu guru. Angel belum bereaksi, setelah panggilan kesekian, mengambil satu mainan, dipegang hanya sebentar, lalu tenggelam lagi dalam dunianya sendiri.

Guru kelas mulai cemas, dan meminta bantuan guru bimbingan konseling/BK sekolah untuk ikut melakukan observasi, karena dalam semua kegiatan, partisipasinya Angel nyaris nol besar. Kemampuan mengikuti instruksi, keterampilan motorik seperti menggunting, mewarnai, semuanya jauh dibandingkan teman-temannya.


Hasil rangkaian observasi yang dilakukan guru BK menunjukkan bahwa ada perbedaan cukup jauh pada capaian perkembangan Angel dibanding seharusnya pada anak seusianya. Diputuskan sudah waktunya mengundang Mama Angel untuk menjelaskan kondisi putrinya.

Dengan sangat berhati-hati pihak sekolah menceritakan apa yang mereka temui terkait perkembangan Angel, serta menunjukkan foto serta video Angel saat beraktivitas. Tanpa ada pernyataan dari sekolah bahwa Angel tidak normal, hanya menginformasikan bahwa Angel tampak berbeda keaktifan maupun keterampilan motoriknya.

Tapi sebelum pihak sekolah bisa menyampaikan lebih jauh, sudah muncul ledakan kemarahan

www.pixabay.com
www.pixabay.com

“Tidak ada keturunan anak tidak normal di keluarga kami!!!” Mama Angel bersikeras bahwa anaknya baik-baik saja.

Saat ditunjukkan video rekaman interaksi Angel di kelas, maupun hasil kerjanya di sekolah, mamanya tetap bersikeras. “Ini pasti gurunya saja yang tidak profesional, tidak bisa mengajar!” ujarnya penuh emosi.

Ya, ini adalah contoh reaksi orangtua yang melakukan penyangkalan.

Sebuah reaksi yang sangat wajar, beberapa orangtua yang mendapat informasi bahwa anaknya berbeda, langsung merasa cemas, malu, dan muncul penyangkalan.

Namun penyangkalan tidak akan membantu anak, apa lagi jika disertai kemarahan dan kata-kata yang malah membuat hubungan orangtua dan sekolah jadi tidak nyaman.

Sekolah tentunya paham dan mempunyai panduan yang valid perkembangan anak berdasar usia. Poin-poin observasi yang dilakukan guru BK meliputi empat poin ciri perkembangan anak sesuai usia. 

Setiap tahapan usia mempunyai ciri perkembangan tertentu, meliputi:

1. Gerak motorik kasar
Yaitu kemampuan anak menggerakkan otot besar dalam melakukan kegiatan seperti melompat, berlari, berjalan.

2. Gerak motorik halus
Adalah kemampuan anak menggerakkan dan mengendalikan otot kecil, seperti mewarnai, menulis, menggunting.

3. Kemampuan bicara dan bahasa
 Terkait kemampuan anak memberikan respon saat berkomunikasi, seperti menanggapi suara, instruksi, berbicara, menjawab pertanyaan.

4. Kemampuan kemandirian dan sosialisasi
Kemandirian adalah kemampuan anak mengurus diri dalam batas wajar, seperti memakai sepatu, makan sendiri, mencuci tangan, dan sosialisasi adalah kemampuannya berinteraksi dengan yang lain, termasuk juga reaksinya saat ditinggal orangtua di sekolah.

Jika ada perbedaan yang mencolok dibanding anak seusianya, orangtua akan diinformasikan dan diajak untuk memikirkan tindakan selanjutnya, antara lain memastikan kondisi perkembangan anak ke ahlinya. Karena pihak sekolah dan guru BK tidak berhak memberikan "vonis" terkait kondisi perkembangan dan mental anak.

Jika guru membawa kabar buruk terkait perkembangan anak, apa yang harus dilakukan?

1. Dengarkan dengan teliti, perhatikan bukti-bukti yang disajikan. Jika diizinkan, photo hasil kerja anak maupun rekaman kegiatannya untuk dilihat lagi dengan suasana hati yang lebih tenang.

Rekaman anak saat beraktivitas adalah data yang dapat menceritakan kondisi anak.

2. Catat penjelasan guru BK terkait hasil observasi. Mintakan juga panduan tumbuh kembang anak sesuai usia anak kita dan coba perlahan-lahan dilakukan pengamatan di rumah dengan panduan tersebut. Benarkah yang disampaikan gurunya. Di tahap ini dibutuhkan kejujuran orangtua dalam mengamati kondisi anaknya.

3. Jika hasilnya benar, anak kita berbeda, segeralah mencari bantuan ahli untuk mendapatkan bantuan yang tepat, sambil terus mengkomunikasikan langkah kita kepada pihak sekolah. Sekolah akan sangat menghargai dan siap mendukung orangtua yang terlihat bersungguh-sungguh membantu anaknya.

4. Namun jika di rumah anak benar-benar dapat melaksanakan instruksi tanpa kendala, komunikasikan hal ini ke pihak sekolah untuk dicari tahu lebih lanjut apa masalahnya, dan dicari jalan keluarnya. Jika perlu tunjukkan juga bukti rekaman aktivitas anak di rumah kepada sekolah. 

Guru di sekolah adalah orangtua kedua bagi anak, mereka juga mempunyai perhatian dan keinginan membuat anak menjadi lebih baik, sama dengan orangtua. Jadikan sekolah sebagai "teman" dalam melewati masalah ini. Kerja sama yang baik antara orangtua dan pihak sekolah salah satu faktor pendukung mengatasi semua masalah yang ada pada anak.

Jangan khawatir dengan perbedaan perkembangan anak. Beberapa anak berkembang lebih lambat dibandingkan teman sebayanya. Namun dengan bantuan dan penanganan yang tepat, mereka dapat berkembang wajar dan mengejar ketertinggalannya.

Semakin cepat anak yang mengalami gangguan perkembangan ditangani, semakin besar kemungkinan mereka berkembang sama seperti dengan yang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun