Â
Sebuah babak baru dalam perjalanan pendidikan kami dimulai pada tanggal 3 Februari 2025, ketika kami melangkahkan kaki di gerbang megah SMK N 2 Singosari untuk kegiatan survei Asistensi Mengajar. Udara pagi itu dipenuhi dengan antusiasme dan sedikit rasa gugup yang bercampur aduk. Setiap sudut sekolah yang kami jelajahi, mulai dari ruang kelas dengan  kerapiannya hingga lab  penuh dengan peralatan canggih, memancarkan aura pendidikan dan inovasi. Survei ini bukan sekadar kunjungan, melainkan jembatan pertama menuju dunia nyata pendidikan, tempat kami akan mengaplikasikan teori yang telah dipelajari di bangku kuliah.
Usai survei awal yang membuka wawasan,  langkah selanjutnya adalah penentuan Guru Pamong dan pembagian kelompok. Momen ini krusial, sebab Guru Pamong akan menjadi mentor sekaligus fasilitator kami selama program Asistensi Mengajar. Penempatan pada bidang keahlian yang relevan dengan latar belakang pendidikan kami menjadi prioritas, memastikan bahwa bimbingan dapat diberikan sesuai dan efektif. Pembagian kelompok juga dilakukan secara cermat, dengan mempertimbangkan dinamika tim agar kami dapat bekerja sama secara harmonis dan saling mendukung dalam setiap tugas yang diemban.
Tepat satu minggu setelah survei, pada tanggal 10 Februari 2025, petualangan Asistensi Mengajar kami secara resmi dimulai. Setelah proses oengantaran oleh Dosen Pembing Lapangan (DPL) hari-hari pertama dipenuhi dengan adaptasi. Kami berusaha memahami ritme sekolah, mengenal lebih dekat para siswa, dan berinteraksi dengan guru-guru lain. Suasana yang ramah dan dukungan dari seluruh civitas akademika membuat kami merasa diterima dan termotivasi. Setiap pagi, kami disambut dengan senyuman dan sapaan, membangun pondasi yang kuat untuk pengalaman belajar dan mengajar dimasa akan datang.
Kegiatan Akademik dan Non Akademik
Tugas utama kami sebagai mahasiswa dalam program ini tentu saja adalah mengajar. Di sinilah kami merasakan langsung bagaimana teori pendidikan diubah menjadi praktik nyata di kelas. Kami berkesempatan mendampingi guru dalam menyampaikan materi, membantu siswa yang kesulitan, serta sesekali mengambil alih sesi pembelajaran. Mengamati antusiasme siswa dalam belajar, melihat pemahaman terpancar dari mata mereka, adalah kepuasan tersendiri yang tak ternilai harganya. Setiap interaksi di dalam kelas adalah pelajaran berharga bagi kami.
Selain mengajar, kami juga mendapatkan tugas menjaga lobi. Sekilas mungkin terdengar sederhana, namun peran ini tak kalah penting. Lobi adalah wajah sekolah, tempat pertama yang dilihat oleh tamu, orang tua siswa, atau bahkan siswa itu sendiri. Kami belajar bagaimana menyapa dengan ramah, memberikan informasi yang akurat, serta mengelola lalu lintas pengunjung dengan tertib dan efisien. Tugas ini melatih kemampuan komunikasi dan kepekaan kami terhadap lingkungan sekitar.
Piket di gerbang sekolah juga menjadi bagian dari rutinitas kami. Piket gerbang bukan hanya tentang mengawasi keluar masuknya siswa, tetapi juga bagaimana menegakkan disiplin dan menjaga keamanan. Kami belajar bagaimana menyapa siswa dengan senyuman, mengingatkan tentang kerapian seragam, dan memastikan bahwa tidak ada siswa yang terlambat atau meninggalkan area sekolah tanpa izin. Pengalaman ini mengajarkan kami tentang pentingnya ketertiban dan tanggung jawab.
Bagian lain yang tak kalah menantang adalah piket kurikulum. Di sini, kami berinteraksi langsung dengan data dan administrasi pendidikan. Kami membantu pengarsipan dokumen jurnal harian, scan sertifikat kompetensi serta berbagai tugas administratif lain yang berkaitan dengan kurikulum sekolah. Pengalaman ini memberikan gambaran yang lebih luas tentang aspek manajerial dalam dunia pendidikan, menunjukkan bahwa mengajar bukan hanya di kelas, tetapi juga melibatkan proses di balik layar yang kompleks.
Tak hanya tugas rutin, kami juga terlibat dalam berbagai kegiatan tambahan yang memperkaya pengalaman kami. Salah satunya adalah mengikuti upacara Hari Pendidikan Nasional. Momen ini adalah pengingat akan pentingnya pendidikan dan perjuangan para pahlawan Indonesia. Berdiri bersama seluruh warga sekolah, menyanyikan lagu kebangsaan, dan mendengarkan amanat tentang makna pendidikan, menumbuhkan rasa bangga dan semangat pengabdian dalam diri kami.
Kami juga mendapatkan kepercayaan untuk menjadi panitia pembantu UTS. Pengalaman ini sangat berharga karena kami terlibat langsung dalam persiapan, pelaksanaan, hingga pengawasan ujian. Kami belajar tentang koordinasi tim, manajemen waktu, dan bagaimana memastikan integritas proses ujian. Menjadi bagian dari panitia UTS memberikan kami pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana sebuah evaluasi pendidikan diselenggarakan secara profesional.
Kegiatan lain yang menumbuhkan rasa kebersamaan adalah kerja bakti lingkungan sekolah. Bersama siswa dan guru, kami bahu-membahu membersihkan area sekolah, menata taman, dan menjaga kebersihan lingkungan. Ini bukan hanya tentang kebersihan fisik, tetapi juga bagaimana menumbuhkan kesadaran akan tanggung jawab bersama terhadap lingkungan. Aktivitas ini juga menjadi ajang untuk berinteraksi lebih santai dengan siswa dan guru di luar konteks formal.
Puncak dari pengalaman kami adalah ketika kami dipercaya untuk membantu dalam kegiatan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK se-Provinsi Jawa Timur. Ini adalah ajang bergengsi yang menunjukkan bakat dan keterampilan siswa SMK dari berbagai daerah. Kami terlibat dalam persiapan venue, seperti menata vas bunga dan lain-lain. Melihat semangat kompetisi dan dedikasi para siswa dalam menunjukkan keahlian mereka adalah inspirasi besar bagi kami.
Kesimpulan
Melalui berbagai pengalaman ini, kami tidak hanya mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari, tetapi juga mengembangkan berbagai keterampilan soft skill yang penting. Kemampuan komunikasi kami terasah melalui interaksi dengan siswa, guru, dan staf sekolah. Kemampuan adaptasi kami diuji dengan berbagai situasi dan tugas yang berbeda setiap harinya. Setiap tantangan adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang.
Asistensi Mengajar di SMK N 2 Singosari memberikan kami pemahaman yang lebih holistik tentang dunia pendidikan. Kami menyadari bahwa menjadi seorang pendidik bukan hanya tentang mengajar materi pelajaran, tetapi juga  membentuk karakter, menanamkan nilai-nilai, dan menjadi teladan. Kami melihat dedikasi para guru yang tak kenal lelah, semangat belajar siswa yang luar biasa, dan kontribusi seluruh elemen sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Pengalaman ini juga memantapkan keyakinan kami akan pentingnya pendidikan vokasi. SMK N 2 Singosari dengan segala fasilitas dan programnya, telah berhasil mencetak generasi muda yang siap bersaing di dunia kerja. Kami merasa bangga dapat menjadi bagian kecil dari proses tersebut, berkontribusi dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Secara keseluruhan, pengalaman Asistensi Mengajar di SMK N 2 Singosari adalah babak yang tak terlupakan dalam perjalanan hidup kami. Dari survei awal yang penuh harapan, hingga keterlibatan aktif dalam berbagai kegiatan, setiap momen adalah pembelajaran. Kami pulang dengan segudang pengetahuan baru, keterampilan yang terasah, dan inspirasi membara untuk terus berkontribusi dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Pengalaman ini adalah pondasi berharga yang akan membentuk langkah kami selanjutnya dalam menapaki jalur profesional di bidang pendidikan.
Bagi kami, Ariq Mudrik, Paramita Diva, Praheka Juang, Rizal Dwi, Zaidan Akmal, dan Zulfi Modana, Asistensi mengajar akan menjadi pengalaman berkesan selama menjalani masa perkuliahan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI