Presiden Donald Trump tidak membeberkan tipe atau lokasi kedua kapal selam nuklir yang dimaksudkan, dan ke mana kedua kapal selam nuklir tersebut dikerahkan. Namun menurut sumber resmi, kedua kapal selam nuklir tersebut kemungkinan adalah kapal selam Ohio class yang membawa rudal nuklir Trident II, yang merupakan tulang punggung triad nuklir AS (Business Insider). Disampaikan bahwa posisi yang disiapkan mencakup perairan Atlantik utara dekat Rusia dan mungkin Laut Norwegia, serta wilayah barat Pasifik yang dekat dengan pangkalan Rusia (Rybachiy base) (Reuters, Business Insider, Al Jazeera).
Apakah Perang Terbuka AS Rusia Akan Terjadi?
Mayoritas analis percaya perintah ini adalah posturing nuklir simbolis, bukan indikasi rencana konflik militer langsung. Amerika Serikat memang secara rutin menyiagakan kapal selam nuklir siap tempur. Pengiriman dua kapal selam sebagai sikap deterrent mempertegas bahwa kabar ini lebih bersifat politis daripada militer penuh (Reuters, Al Jazeera, The Guardian, Reuters).
Reaksi Rusia dan Sekutunya
Kremlin tidak memberi tanggapan resmi, membiarkan provokasi ini sebagai retorika tanpa eskalasi nyata. Media pro-Kremlin mengejek "plonk kosong" Presiden Donald Trump, menyebutnya "kemarahan tak bermakna" dan mempertanyakan apakah Presiden Donald Trump benar-benar memberi perintah (Omni, www.ndtv.com, yahoo.com).
Wakil parlemen Rusia Viktor Vodolatsky menyatakan kapal selam AS tidak menimbulkan ancaman karena Rusia memiliki armada yang lebih besar secara jumlah dan jangkauan global (www.ndtv.com), hal yang berbeda dari yang disampaikan oleh Statista (statista.com).
Korea Utara mengecam aliansi AUKUS dan kebijakan nuklir Amerika Serikat sebelumnya, dan kemungkinan akan mengeluarkan pernyataan simbolik anti Amerika Serikat. Iran kemungkinan besar juga akan menyatakan solidaritas kepada Rusia dalam forum Organisasi Konferensi Islam (OKI) atau Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), namun tidak terlibat langsung (en.wikipedia.org, The Guardian).
NATO dan Aliansi Eropa: Siaga dengan Hati-Hati
NATO, melalui Sekretariat Jenderal dan jajaran anggota tetap, belum memutuskan status "Article5" alarm. Aliansi militer tersebut melihat hal ini sebagai krisis retorik namun tetap menyiapkan respons kolektif jika eskalasi nyata terjadi. Kanada dan negara-negara Eropa Barat menyampaikan dukungan diplomatik penuh kepada Washington, seiring menyiapkan opsi sanksi lebih lanjut terhadap Rusia (csis.org, ussc.edu.au, rand.org).
Turki cenderung netral. Presiden Recep Tayyip Erdogan belum menyampaikan dukungan secara eksplisit. Sebagai anggota aliansi militer NATO dan mitra dagang Rusia, China dan sekutu-sekutu mereka, Turki menjaga jarak antara mendukung NATO dan menghindari konflik langsung dengan Rusia yang punya pengaruh di Suriah dan wilayah Kaukasus.