Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akankah Perang Nuklir Antara Rusia dan Amerika Serikat Terjadi?

3 Agustus 2025   10:14 Diperbarui: 3 Agustus 2025   10:14 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal selam nuklir Amerika Serikat (Sumber/Kredit Foto: National Security Journal)

Presiden Donald Trump tidak membeberkan tipe atau lokasi kedua kapal selam nuklir yang dimaksudkan, dan ke mana kedua kapal selam nuklir tersebut dikerahkan. Namun menurut sumber resmi, kedua kapal selam nuklir tersebut kemungkinan adalah kapal selam Ohio class yang membawa rudal nuklir Trident II, yang merupakan tulang punggung triad nuklir AS (Business Insider). Disampaikan bahwa posisi yang disiapkan mencakup perairan Atlantik utara dekat Rusia dan mungkin Laut Norwegia, serta wilayah barat Pasifik yang dekat dengan pangkalan Rusia (Rybachiy base) (Reuters, Business Insider, Al Jazeera).

Laut Norwegia di utara Samudra Atlantik, sekat Svalbard (Sumber/Kredit Foto: worldatlas.com)
Laut Norwegia di utara Samudra Atlantik, sekat Svalbard (Sumber/Kredit Foto: worldatlas.com)
Karena sensitivitas strategis, Pentagon menolak mengonfirmasi keberadaan kapal, sejalan dengan kebijakan keamanan operasi nuklir rahasia (Reuters, The Washington Post).

Samudra Arctic dengan Svalbard (Sumber/Kredit Foto: worldatlas.com)
Samudra Arctic dengan Svalbard (Sumber/Kredit Foto: worldatlas.com)

Apakah Perang Terbuka AS Rusia Akan Terjadi?

Mayoritas analis percaya perintah ini adalah posturing nuklir simbolis, bukan indikasi rencana konflik militer langsung. Amerika Serikat memang secara rutin menyiagakan kapal selam nuklir siap tempur. Pengiriman dua kapal selam sebagai sikap deterrent mempertegas bahwa kabar ini lebih bersifat politis daripada militer penuh (Reuters, Al Jazeera, The Guardian, Reuters).

Trident II missile diluncurkan dari laut (Sumber/Kredit Foto: Wikipedia)
Trident II missile diluncurkan dari laut (Sumber/Kredit Foto: Wikipedia)
Namun eskalasi retorik bisa menciptakan apa yang disebut "commitment trap", situasi di mana kedua pihak terjebak ekspektasi harus membuktikan janjinya, dan oleh karenanya berisiko menciptakan eskalasi lebih lanjut (Reuters, The Daily Beast, Reuters).

Reaksi Rusia dan Sekutunya

Kremlin tidak memberi tanggapan resmi, membiarkan provokasi ini sebagai retorika tanpa eskalasi nyata. Media pro-Kremlin mengejek "plonk kosong" Presiden Donald Trump, menyebutnya "kemarahan tak bermakna" dan mempertanyakan apakah Presiden Donald Trump benar-benar memberi perintah (Omni, www.ndtv.com, yahoo.com).

Wakil parlemen Rusia Viktor Vodolatsky menyatakan kapal selam AS tidak menimbulkan ancaman karena Rusia memiliki armada yang lebih besar secara jumlah dan jangkauan global (www.ndtv.com), hal yang berbeda dari yang disampaikan oleh Statista (statista.com).

Sumber/Kredit Foto: statista.com)
Sumber/Kredit Foto: statista.com)
Beijing belum mengeluarkan pernyataan langsung merespons perintah Presiden Donald Trump ini, tetapi pengamat menilai Tiongkok akan memberikan dukungan diplomatik kepada Rusia dan menggunakan media global untuk mengecam agresi nuklir Barat sebagai ancaman sistem multipolar (usip.org, realcleardefense.com).

Korea Utara mengecam aliansi AUKUS dan kebijakan nuklir Amerika Serikat sebelumnya, dan kemungkinan akan mengeluarkan pernyataan simbolik anti Amerika Serikat. Iran kemungkinan besar juga akan menyatakan solidaritas kepada Rusia dalam forum Organisasi Konferensi Islam (OKI) atau Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), namun tidak terlibat langsung (en.wikipedia.org, The Guardian).

NATO dan Aliansi Eropa: Siaga dengan Hati-Hati

NATO, melalui Sekretariat Jenderal dan jajaran anggota tetap, belum memutuskan status "Article5" alarm. Aliansi militer tersebut melihat hal ini sebagai krisis retorik namun tetap menyiapkan respons kolektif jika eskalasi nyata terjadi. Kanada dan negara-negara Eropa Barat menyampaikan dukungan diplomatik penuh kepada Washington, seiring menyiapkan opsi sanksi lebih lanjut terhadap Rusia (csis.org, ussc.edu.au, rand.org).

Turki cenderung netral. Presiden Recep Tayyip Erdogan belum menyampaikan dukungan secara eksplisit. Sebagai anggota aliansi militer NATO dan mitra dagang Rusia, China dan sekutu-sekutu mereka, Turki menjaga jarak antara mendukung NATO dan menghindari konflik langsung dengan Rusia yang punya pengaruh di Suriah dan wilayah Kaukasus.

Sekutu Amerika Serikat di Asia Pasifik: Siaga dan Berkoordinasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun