Pada akhir bulan Juni 2025, Meksiko menyampaikan ancaman akan menggugat SpaceX, perusahaan milik orang terkaya di dunia, Elon Musk, menyusul jatuhnya reruntuhan roket Starship ke wilayah teritorialnya. Dalam konteks meningkatnya peluncuran roket luar angkasa oleh perusahaan swasta, kejadian ini membangkitkan kembali isu dan pertanyaan  hukum internasional tentang tanggung jawab negara dan korporasi dalam kecelakaan antariksa. Di bawah kepemimpinan Presiden Claudia Sheinbaum, Meksiko menegaskan bahwa kedaulatan negara tidak boleh dilanggar, bahkan oleh sisa-sisa ambisi luar angkasa. Opini ini akan membahas aspek hukum, politik, dan kedaulatan dalam kasus ini secara komprehensif.
Penyebab Jatuhnya Reruntuhan Roket Starship ke Wilayah Meksiko
Reruntuhan yang menjadi pokok permasalahan dalam ancaman gugatan berasal dari roket Starship milik SpaceX yang meledak atau gagal dalam proses peluncuran dan akhirnya serpihannya jatuh ke wilayah bagian utara Meksiko. Berdasarkan laporan investigasi awal oleh badan antariksa dan otoritas lingkungan Meksiko, pecahan roket yang jatuh diyakini berasal dari peluncuran yang dilakukan di Boca Chica, Texas, dan melayang jauh akibat perhitungan trajektori yang meleset atau malfungsi sistem kontrol selama peluncuran.
Dasar Hukum Gugatan Meksiko
Pemerintah Presiden Claudia Sheinbaum mempersiapkan gugatan berdasarkan dua pilar hukum: hukum nasional dan hukum internasional. Di tingkat domestik, Meksiko menggunakan ketentuan perlind
Hukum yang Akan Digunakan: Nasional atau Internasional?
Dalam konteks ini, hukum internasional ruang angkasa merupakan fondasi utama. Amerika Serikat sebagai negara tempat SpaceX beroperasi dan dari mana roket Starship diluncurkan, dan Meksiko sebagai negara yang terkena dampaknya, sama-sama merupakan pihak penandatangan dalam Outer Space Treaty 1967 dan Liability Convention 1972.