Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Dampak Kesepakatan Dagang Amerika Serikat - China bagi Dunia?

28 Juni 2025   08:43 Diperbarui: 28 Juni 2025   08:43 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
China, Indonesia, Amerika Serikat (Sumber/Kredit Foto: Shutterstock.com)

Inggris sebagai negara tuan rumah penandatanganan kesepakatan, berharap bahwa kesepakatan dagang bilateral antara Amerika Serikat dan China yang baru tercapai di London dapat berdampak positif atau menular (spill over) terhadap hubungan dagang Inggris, yang kini berada di luar Uni Eropa (pasca-Brexit), dengan kedua kekuatan ekonomi tersebut.

Canada (Kanada) dan Mexico (Meksiko) khawatir bahwa penurunan tarif sepihak antara AS dan China dapat merusak keseimbangan dalam kerangka United States--Mexico--Canada Agreement (USMCA).

Jepang dan Korea Selatan juga mencermati dengan hati-hati, mengingat dampaknya terhadap industri teknologi tinggi dan rantai pasok regional. Australia berharap dapat memperoleh posisi strategis sebagai mitra dagang sekunder dalam arsitektur baru ini.

India, yang selama ini bersikap proteksionis, justru menyambut kesepakatan ini sebagai peluang untuk memperkuat hubungan dagang dengan Amerika Serikat dan China, khususnya untuk ekspor tekstil dan layanan digital.

ASEAN, dan khususnya Indonesia, melihat ini sebagai jendela strategis baru untuk mendorong investasi dan diversifikasi mitra dagang.

Posisi Indonesia: Antara Peluang dan Kewaspadaan

Bagi Indonesia, kesepakatan ini bisa menjadi peluang besar sekaligus tantangan berat. Penurunan tarif China terhadap barang-barang Amerika Serikat dapat mendorong Indonesia untuk mempercepat ratifikasi Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa dan memperkuat kerjasama bilateral dengan China dan Amerika Serikat secara simultan.

Namun, persaingan di sektor manufaktur, pertanian, dan teknologi akan semakin tajam. Jika Indonesia gagal menaikkan daya saing industri nasional, ada risiko kehilangan pangsa pasar.

Di sisi lain, kehadiran kantor mekanisme pengawasan di Geneva membuka peluang diplomatik bagi Indonesia untuk menguatkan kembali peran sebagai juru damai perdagangan global. Keterlibatan aktif dalam forum WTO dan kerjasama dagang regional seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) menjadi kunci menjaga posisi tawar.

China, Indonesia, Amerika Serikat (Sumber/Kredit Foto: Shutterstock.com)
China, Indonesia, Amerika Serikat (Sumber/Kredit Foto: Shutterstock.com)

Kerangka Politik dan Diplomasi Dagang

Kesepakatan ini juga mencerminkan perubahan strategi politik luar negeri kedua negara. Pemerintahan Presiden Donald Trump, dalam masa jabatan keduanya, memberikan lampu hijau atas kesepakatan ini, meskipun sebagian besar desain teknis dan substansi dirumuskan oleh pejabat karier di Departemen Perdagangan dan United States Trade Representatives (USTR), dan melihat ini sebagai jalan untuk menurunkan eskalasi menjelang pemilu.

Sedangkan bagi China, terutama di bawah Presiden Xi Jinping, ini adalah cara untuk menunjukkan bahwa China mampu menjadi mitra dagang yang rasional dan stabil, bahkan dalam tekanan geopolitik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun