Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Krisis Politik di Den Haag: Kabinet Runtuh

3 Juni 2025   18:08 Diperbarui: 3 Juni 2025   18:12 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Geert Wilders (Sumber/Kredit Foto: NL Times)

Saat ini, di jantung pemerintahan Negeri Belanda terjadi kehebohan dengan runtuhnya Pemerintahan Belanda yang baru saja dibentuk di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Dick Schoof kini resmi runtuh hanya dalam waktu beberapa bulan.

Pemicunya adalah keputusan mengejutkan dari Geert Wilders, pemimpin Partai untuk Kebebasan/Partij voor de Vrijheid (PVV), yang menarik dukungan partainya dari koalisi pemerintahan pada awal Juni 2025.

Tindakan ini memicu kejatuhan kabinet dan menimbulkan gelombang ketidakpastian politik di tengah krisis migrasi yang sedang memanas serta persiapan Belanda sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi NATO pada akhir bulan.

Perdana Menteri Dick Schoof (Sumber/Kredit Foto: Algemene Bestuursdienst)
Perdana Menteri Dick Schoof (Sumber/Kredit Foto: Algemene Bestuursdienst)
Latar Belakang Ketegangan Koalisi

Koalisi pemerintahan yang dibentuk pasca pemilu 2023 terdiri dari empat partai: PVV, Volkspartij voor Vrijheid en Democratie/VVD (Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi), NSC (Nieuw Sociaal Contract), dan BoerBurger Beweging/BBB (Gerakan Petani-Warga).

Sekalipun PVV keluar sebagai pemenang besar dalam pemilu, Wilders akhirnya setuju untuk tidak menjabat sebagai perdana menteri dan menyerahkan jabatan itu kepada Dick Schoof, mantan kepala intelijen dan teknokrat non-partai. Namun, koalisi ini sejak awal sarat akan perbedaan ideologis, terutama soal kebijakan suaka dan migrasi.

Salah satu titik api utama adalah proposal PVV untuk memperketat kebijakan suaka secara ekstrem. Wilders menginginkan penutupan pusat-pusat penerimaan suaka dan pembatasan keras terhadap pengungsi yang masuk, termasuk penghapusan kewajiban menerima kuota migran yang ditetapkan Uni Eropa. Usulan ini ditentang keras oleh partai-partai mitra koalisi, khususnya NSC dan VVD, yang tetap berpegang pada prinsip-prinsip hukum internasional dan Eropa.

Mengapa Geert Wilders Keluar?

Wilders menyatakan bahwa PVV tidak dapat lagi "menyokong suatu pemerintahan yang tidak serius dalam memperketat kebijakan migrasi". Dalam pernyataan resminya, ia menuduh mitra koalisinya terlalu lembek dan mengkhianati mandat rakyat yang menurutnya menginginkan kebijakan yang lebih keras terhadap migrasi.

'Geen handtekening voor onze asielplannen. Geen aanpassing Hoofdlijnenakkoord. PVV verlaat de coalitie'. -- Geert Wilders (X)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun