Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rahasia Teh Tiongkok: Warisan Budaya, Perlindungan dan Identitas

1 Juni 2025   17:14 Diperbarui: 1 Juni 2025   20:26 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabel Alur Pemrosesan Teh yang Utama (Sumber/Kredit Foto: icetea8 - Wikipedia)

Saya adalah seorang penggemar, jika bukan pecinta, teh. Saya meminum teh setiap hari, walaupun tidak dalam volume yang sama dengan meminum air putih. Tetapi sudah pasti tiada hari tanpa minum teh, bagi saya. Baik panas ataupun dingin, saya suka minum teh. Tetapi saya tidak suka teh manis.

Dari berbagai macam teh yang sudah pernah saya coba (teh dari Indonesia, dari Assam (India), Turki, Inggris, Russia, Tiongkok, dan Jepang), saya paling suka teh Tiongkok, yang beraneka ragam jenisnya, rasanya, cara menikmatinya dan bahkan cara memprosesnya.

Ketika saya berkunjung ke Republik Rakyat China (Tiongkok Daratan) pada bulan April 2018, dan mengunjungi Hangzhou dan kemudian Shanghai, saya dan rombongan berkesempatan mampir ke China National Tea Museum yang juga merupakan pusat  industri teh Longjing di Hangzhou, di mana kami menikmati minum teh Longjing. Saya bahkan membeli berbagai macam teh China tersebut dan juga aneka ragam peralatan minum tehnya yang saya bawa pulang ke Indonesia sebagai souvenirs.

Penulis dan rombongan di China National Tea Museum (Dokumentasi Pribadi)
Penulis dan rombongan di China National Tea Museum (Dokumentasi Pribadi)

Baca juga: Ramuan Obat Sebagai Rahasia Negara

Teh Longjing, kadang-kadang disebut sebagai teh Sumur Naga (Dragon Well tea), yang terkadang disebut dengan nama terjemahan harfiahnya, adalah jenis teh hijau panggang dari daerah Desa Longjing di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok. Teh ini sebagian besar diproduksi dengan tangan dan terkenal karena kualitasnya yang tinggi, sehingga mendapat julukan Teh Terkenal Tiongkok.

Peralatan minum teh Longjing dengan kaleng teh Longjing (hijau) di tengah (Koleksi dan Dokumentasi Pribadi)
Peralatan minum teh Longjing dengan kaleng teh Longjing (hijau) di tengah (Koleksi dan Dokumentasi Pribadi)
Berbeda dari jenis-jenis teh yang lain, teh Longjing tidak memerlukan fermentasi. Cukup diseduh dengan air panas 80 derajat Celsius (tidak perlu dengan air mendidih 100 derajat Celsius), teh ini dapat dinikmati, bahkan daunnya pun dapat dimakan setelah air tehnya habis diminum.

Peralatan minum teh Longjing (Koleksi dan Dokumentasi Pribadi)
Peralatan minum teh Longjing (Koleksi dan Dokumentasi Pribadi)
Tiongkok memang terkenal dengan keanekaragaman tehnya, dan semuanya terbagi dalam berbagai kategori, yaitu:
  • teh putih (Baihao Yinzhen),
  • teh hijau (Longjing, Biluochun, Lu'an Melon Seed, Huangshan Maofeng),
  • teh kuning (Junshan Yinzhen),
  • teh Oolong (Wuyi Da Hong Pao, Anxi Tie Guan Yin),
  • teh hitam (Keemun) dan
  • teh fermentasi (Pu'erh).

Teh putih dan teh kuning hanya memerlukan fermentasi ringan, teh hijau tidak memerlukan fermentasi, teh oolong dan teh hitam hanya memerlukan setengah fermentasi. Hanya Pu'erh yang memerlukan fermentasi penuh.

Teh Longjing (Koleksi dan Dokumentasi Pribadi)
Teh Longjing (Koleksi dan Dokumentasi Pribadi)
Sama seperti teh di Indonesia dan di mana-mana, teh China dibuat dari daun teh Camellia sinensis, akan tetapi proses pengolahannya berbeda-beda. Akan tetapi proses pembuatan teh China yang aneka ragam itu, menurut saya, sungguh luar biasa dan menakjubkan, dan merupakan pengetahuan tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi secara turun temurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun