Mohon tunggu...
PPI Tiongkok
PPI Tiongkok Mohon Tunggu... Lainnya - Berdaya-Berkarya-Bersama

PPI Tiongkok merupakan organisasi mahasiswa, sebuah wadah skala nasional yang menaungi berbagai organisasi pelajar Indonesia di seluruh Tiongkok dengan tujuan untuk mempermudah mahasiswa Indonesia bertukar pikiran secara aktif.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Future Investors Day 3: Dari Investasi Properti sampai Entrepreneurship

29 November 2020   13:47 Diperbarui: 29 November 2020   13:51 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis: Nova Edvike Trinanda | Sichuan University

Bidang PBNK PPI Tiongkok kembali menghadirkan webinar secara besar-besaran, kali ini tema yang diusung ialah Future Investor. Webinar yang diadakan selama 3 hari berturut-turut ini berjalan dengan lancar. Dimulai dari hari pertama, kedua, hingga hari ketiga, Future Investor mendatangkan pembicara-pembicara yang profesional di bidangnya.

Pada hari ketiga ini, Future Investor mengusung sub tema 'Investasi Properti di Masa COVID -19'. Di hari terakhir ini, webinar dibagi menjadi 3 sesi yang diisi oleh pemateri yang sangat luar biasa. Sesi pertama dimulai dengan penjelasan dari Dr. Mochtar Riady yang merupakan Founder and Chairman of Lippo Group. Sebelum masuk ke sesi pertama ini, Felix Setiawan selaku moderator membuka dengan salam dan penjelasan mengenai apa itu investasi, serta apa tujuan dilaksanakannya webinar ini.

Di sesi pertama ini, Dr. Mochtar Riyadi menyampaikan hal-hal penting yang perlu diketahui anak muda di masa sekarang. Salah satunya adalah menghadapai resesi yang diakibatkan oleh COVID-19, hal ini harus dihadapi dengan serius. Ditambah lagi saat ini dunia sedang menghadapi ekonomi globalisasi yaitu perubahan di supply change jadi pasti ada gejolak ekonomi. Kemudian internal Amerika juga menjadi pembicaraan yang serius, karena jika tidak ada solusi yang baik, nilai dolar akan melemah. Selain hal-hal di atas, beliau juga menyebutkan revolusi industri 4.0 yang kini terdapat 8 teknologi baru, jadi harus menyesuaikan diri supaya kita bisa berkembang.

Kemudian beliau juga memberikan saran kepada audience sebagai penutup, "Jangan takut untuk keluar dari circle yang ada saat ini, gunakan kesempatan sebaik mungkin untuk keluar dan menemukan hal-hal besar lainnya, karena memang perlu ada suatu keberanian untuk menjadi sukses," ungkap Dr. Mochtar Riyadi.

Sesi kedua diisi oleh Anthony Sudarsono yang merupakan Property Investor and Founder of Sumo Squid. Ia mengatakan banyak orang yang beranggapan bahwa investasi properti itu sulit dan butuh modal yang besar, kemudian banyak yang tidak ingin terjun di bisnis ini, sehingga persaingan di bisnis ini tidaklah ketat seperti bisnis lainnya. Investasi properti memiliki leverage yang besar, dengan hanya modal 100 juta kita bisa memainkan aset lebih dari 1 miliar. Anak muda juga justru cocok terjun ke bisnis properti, karena rata-rata kompetitornya sudah berumur jadi konsep rumah biasanya ketinggalan zaman, maka menurut Anthony ini merupakan kesempatan emas untuk anak muda bisa mulai terjun ke bisnis properti dengan konsep yang lebih modern. Selain hal di atas, ia juga memberikan tips lokasi. Lokasi sangatlah menentukan harga properti itu sendiri, jadi harus memilih lokasi yang strategis. Anthony sendiri menyampaikan bahwa ia lebih suka properti yang berlokasi di dekat universitas karena targetnya adalah mahasiswa.

Pebisnis muda ini menutup sesinya dengan memberikan pesan, "Salah satu cara untuk meminimalisir kegagalan yaitu dengan cara belajar terlebih dahulu sebelum terjun ke bisnis ini, kalau bisa ikut seminar-seminar dulu dan banyak membaca buku."

Jika sesi-sesi sebelumnya menekankan pada bisnis dan properti, sub tema yang diusung pada sesi terakhir ialah 'Investing and Entrepreneurship'. Webinar ini dimoderatori oleh Mario, dengan pembicara milenial yaitu Tjokro Wimantara yang merupakan Financial Educator (CFA) dan CEO of 'Hah Kok Gitu Sih?'.

Sebagai pembicara di sesi terakhir, Tjokro Wimantara menjelaskan mengenai opsi antara bekerja atau langsung berbisnis. Ia mengatakan ada kelebihan dari orang yang kerja dulu baru berbisnis, diantaranya akan banyak pengalaman dan jaringan yang bisa bermanfaat ketika berbisnis kedepannya. Namun tidak ada patokan pebisnis harus bekerja terlebih dahulu, karena itu adalah preferensi masing-masing, dan akan lebih baik apabila mampu memanfaatkan peluang besar untuk langsung terjun berbisnis.

Membiasakan diri untuk berada di lingkungan yang berkaitan dengan bisnis juga menjadi hal paling mudah yang bisa dilakukan oleh pemula bisnis. Hal-hal kecil lain seperti membaca buku ataupun mendengarkan podcast seputar bisnis juga menjadi bagian penting. Selain itu, mentoring juga memegang peranan paling penting dan efektif dalam mengembangkan pola pikir dan praktik dalam berbisnis.

Salam Perhimpunan!

PPI Tiongkok 2020-2021

Berdaya, Berkarya, Bersama

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun