Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jamu Meningkatkan Kesehatan Mau Langsung Jadi Obat "Branded" Covid-19? Tidak Semudah Itu, Ferguso!

7 Agustus 2020   16:54 Diperbarui: 7 Agustus 2020   16:50 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi

Kegaduhan di jagad sosial akhir-akhir ini, tentang pengakuan seorang penemu HP yang dipanggil profesor oleh seorang artis yang juga "youtuber" A, tentang obat, sekali lagi obat yang dapat menyembuhkan pasien covid-19 dalam 3 hari, akhirnya terkuak satu persatu permasalahannya, antara lain:

1. Si penemu obat ini bukan profesor,  klarifikasi dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) juga mengungkapkan beliau bukan anggotanya. Nah, tidak tahu bidang farmasi atau keilmuan lain yang berhubungan dengan obat apakah menemukan rekam jejak yang sesuai dengan keahlian doktoral si "pakar".

2. Sediaan yang diakui sebagai obat yang konon kabarnya malah sudah dipakai untuk pasien di wisma atlet,  ternyata pernah terdaftar di BPOM dengan kategori jamu, bukan obat.

3. Jamu tersebut menurut BPOM sudah dicabut ijinnya.

4. Saat ini obat yang memiliki bukti klinis efektif untuk menghancurkan virus covid-19 belum ada. Beberapa obat yang dipakai di rumah sakit hanyalah untuk meningkatkan antibodi tubuh si pasien (dari tubuh pasien sendiri atau dari antibodi donor) dan mengurangi gejala yang berbahaya akibat infeksi sekunder atau efek radang yang berlebihan.

Proses perkembangan sediaan berkhasiat tradisional yang diakui BPOM dari jamu, obat herbal tradisional sampai fitofarmaka yang dianggap sudah mendekati obat "branded" impor dapat dibaca disini.

Intinya, kalau jamu maka sediaan itu diakui berkhasiat secara turun temurun berdasarkan pengakuan umum bermanfaat secara empiris dan bukan penelitian yang ilmiah.

Obat herbal tradisional lebih meningkat lagi, ada sisi ilmiahnya, ada zat aktif yang dipertimbangkan memiliki khasiat dan diujicoba dengan binatang percobaan atau dicoba pada jaringan-jaringan tubuh tertentu dan dilaporkan hasilnya. Kalau sudah penelitian ilmiah biasanya mengikuti prosedur ethis penelitian yang dinilai oleh kompetensi tertentu.

Kalau fitofarmaka, sudah melalui uji klinis yang melibatkan sejumlah pasien tertentu, tahap 1 sampai tahap 4. Disini selain diuji khasiatnya, juga dilihat efek sampingnya dan dosis yang membahayakannya serta harus melewati supervisi ethis penelitian yang lebih ketat lagi.

Bila ramuan jamu dengan berdasarkan pengakuan umum turun temurun itu berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tanpa bukti ilmiah, dapat ijin BPOM maka dia hanya dapat berpromosi sebagai jamu meningkatkan daya tahan tokh, titik. 

Bagaimana supaya jamu yang diakui secara empiris turun-temurun sejak jaman Majapahit mau diakui sebagai obat untuk membunuh virus covid 19 yang baru muncul bulan Desember 2019?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun