Sore ini adalah jadwal penerbangan pulang ke Palembang setelah mengikuti simposium diabetes melitus dan penyakit jantung di sekitaran Mangga Dua Jakarta.Â
Pesawatku pukul 17.30 sementara sudah tiba di bandara pukul  14.15, sayapun menunggu "take off" di salah satu "lounge" yang kartu debitku cocok dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.Â
Setelah makan siang dan minum es campur yang disediakan disana, Â sayapun memejamkan mata sedikit sekadar melepas penat, Â namun masih setengah sadar sampai suatu saat tersentak tas koper saya bergerak. Â Ada sepasang kakek nenek duduk di sofa tepat di samping saya yang beranjak pergi karena pesawatnya sudah "boarding" dan si nenek refleks saja menarik koper itu karena katanya mirip miliknya.Â
"Maaf, Â koper saya, Â nek." Saya berdiri dan menahan koper itu yang sudah lima pelangkahan kaki ditarik.Â
"Oh, Â koper bapak, Â ya? Â Mirip koper saya. Â Oh, Â iya, Â saya masukkan ke bagasi tadi... "Katanya teringat lagi, Â dia minta maaf dan bergegas pergi.Â
Secara "positif thingking", saya beranggapan si nenek usia 60 tahunan itu kelupaan karena faktor umur dan kemampuan mengingatnya kurang. Â Tetapi dari sisi saya yang punya barang ini sebuah pelajaran penting, Â tetaplah jaga barang-barang kita walau mengantuk dan berada di "lounge" termasuk mewah, Â karena dapat saja ada yang "khilaf" menarik koper orang lain karena kelupaan kopernya yang sudah di bagasi atau memang ada kelainan "kleptomania", suka barang orang lain padahal sebenarnya orang berada dan terhormat.Â