5. Lawan politik akan lebih galak di periode kedua, sebenarnya bukan bertujuan utama mau menghancurkan si juara bertahan, tetapi ingin menaikkan pamornya kalau dia ingin ikutan kompetisi pemilihan presiden. Bahkan bukan tidak mungkin, teman satu koalisipun bermanuver tidak elok demi elektabilitas.
Walau banyak mitos atau teori kutukan tentang periode kedua kepresidenan, tetapi saya berharap pak Jokowi dengan pendekatan dan cara-cara berpolitik serta bernegosiasinya yang "ndeso" (yang menghantarkannya dari walikota ke presiden hanya dalam waktu 9 tahun dan dana kampanye lebih banyak dari orang lain) dapat tetap "gaspol" di periode kedua, karena beliau adalah "anomali politik" di Indonesia yang mungkin hanya muncul 1 orang di setiap 100 tahun masehi.