Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen| Ketika Artis Sinetron Remaja Itu Masuk ke Kamarku

14 Desember 2018   09:13 Diperbarui: 14 Desember 2018   11:17 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dua ratus juta? Cukup?" Tanyaku pada Melati, sebut saja namanya begitu yang baru saja heboh terekam kamera pengawas sebuah hotel "check in" bareng seorang narapidana korupsi yang kayanya tujuh turunan ke atas dan kebawah.

"Bukan cuma uang, dok. Kalau aku mau meladeninya "bobo siang" bareng, karirku akan dibantunya sampai "go international"  dan kalau tidak mau dia akan memastikan karirku "mentok" di sinetron saja." Melati tertunduk lesu.

Dia bilang mereka punya komunitas artis muda pragmatis dalam berkarir yang dinamakan "The Pragmatic Young Actres Community" yang saling mendukung dalam membina karir dengan cara apapun, tidak semua cara yang ditempuh "gimana-gimana, gitu", ada juga cara legal tetapi harus berdarah-darah melaluinya, namun Melati hanya memilih jalan yang berkeringat sedikit saja, karena menurutnya om Wowow yang tertangkap kamera bersamanya hanya "mampu" 5 menit, terus tidur. Mungkin beliau lelah, karena keluar penjara memang ijinnya berobat.

"Kalau yang tua, ada komunitasnya juga?" Tanyaku penasaran.

"Sepertinya ada, tetapi anggotanya lebih sedikit dan biasanya kalau sudah mendekati 40 tahun mereka sudah tobat dan alih profesi lain atau membina artis muda dengan cara-cara profesional. Kita-kita ini hanya yang tidak punya "cannel" saja, dok. Kalau bapak saya aktor lama, sih mudah saja ngorbitin anaknya." Katanya agak kesal.

"Hasil tes HIV kamu negatif. Itu kabar baiknya." Kataku tersenyum seramah mungkin, berusaha fokus sebagai profesional walau tubuh indah berpakaian serba mini itu sangat membuat silau biji mata kiri yang konon tempat iblis "ngekost".

"Kabar buruknya, dok?" Tanyanya dengan bergetar, agak gugup.

"Ini baru "windows periode", kamu baru berhubungan badan dengan narapidana tanpa pengaman tiga minggu yang lalu. Disana dia masih memakai narkoba suntik dan mungkin saja tertular HIV, virus yang menurunkan kekebalan tubuh itu. Jadi tiga dan enam bulan lagi kamu harus diperiksa lagi darahnya memastikan itu tetap negatif." Kataku.

"Terima kasih, dok. Saya permisi...." Perawat poliklinik mengantar si artis muda keluar kamarku, ya, kamar praktekku.

Sedikit linangan air mata menetes di pipinya. Untung saja perannya di sinetron memang banyak adegan nangisnya, coba kalau pemeran antagonis yang harus ekspresi sombong dan ketus, bisa gagal akting dia.

Entah bagaimana om Wowow yang terpenjara bisa "kepincut" dengannya dan menghubungi ketua komunitas. Konon di penjara, orang kaya "Crazy Rich Prisoner" ini tetap bisa punya tablet, televisi bahkan satu set "stick golf" asal mampu bernegosiasi dengan pimpinan disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun