Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Jangan Kasih Tahu ke Bapaknya, Dok..."

20 Oktober 2018   15:21 Diperbarui: 20 Oktober 2018   15:07 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
USG nona X (dok.pri.)

"Kemarin makan tekwan kebanyakan cabainya,dok. Muntah-muntah tidak terhitung dan mencret tiga kali."Pengakuan gadis manis usia belasan tahun, baru kuliah, yang masuk rumah sakit di malam sebelumnya dengan kondisi lemas akibat dehidrasi berat.

"Pinggangnya sakit? Perutnya melilit? Buang air besarnya ada darah atau lendir?"Tanya saya sambil memeriksa bising ususnya, meraba hatinya dan kantung kencingnya.

Agak mencurigakan memang perut bawah si anak gadis teraba membesar.

"Tidak ada darah dan lendir, dok. Diare biasa, air saja, ada ampasnya sedikit. Tetapi sejak beberapa hari ini tidak nafsu makan." Jawabnya.

Lalu saya tawarkan pemeriksaan ultrasonografi (USG) ke orang tua si gadis, karena si ibu sepertinya kurang puas dengan diagnosis sementara sakit "maag" atau istilahnya gastritis akut atau dispepsia atau malah GERD ("gastroesofageal reflux disrase"). Ketiga penyakit tersebut punya kriteria diagnosis masing-masing, tetapi memang mirip, ada keluhan saluran cerna, ada asam lambung meningkat dan gangguan selaput lendir lambung, usus kecil atau sampai kerongkongan.

Setelah dilakukan USG, didapat gambaran diatas, bukan infeksi, bukan batu, bukan tumor, bukan pula ada kerusakan organ dalam, tetapi sesuatu yang normal dan fisiologis ada di rahim seorang wanita, yaitu "fetus" atau jabang bayi.

"Jangan sampaikan hasil USG-nya kepada pasien atau keluarga, tunggu saya besok. Anti asam lambungnya ganti jadi ra**tid*n." Pesan saya pada perawat yang melaporkan hasil USG.

Penting dicatat status pasien masih nona dan usianya belum 18 tahun, jadi harus wali atau orangtuanya tahu. Jika si pasien sudah 18 tahun, maka si pasien yang berhak tahu, orang tuanya baru disampaikan jika si pasien mengijinkan.

Catatan kedua, ada obat mual muntah yang dapat membahayakan bayi di kandungan, maka harus dihentikan dan diganti obat yang lebih aman.

"Maaf, jangan kasih tahu ke bapaknya, dok. Cukup saya dan anak saya yang tahu. Nanti dia bisa dihajar. Apa boleh pulang, dok?" Tanya si ibu hampir menangis. Dia merasa serba salah antara sedih dan marah.

"Boleh, bu. Sabar,ya."Kata saya. Tidak perlu memberi wejangan lebih lanjut, karena sepertinya si ibu tahu apa yang harus dulakukannya. Sementara si pasien tetap tenang, kebetulan masih dibawah pengaruh obat penenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun