Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

"Devi Eka Boleh Plagiasi Cerpenku, Honornya Dibagi Dua Saja"

30 Maret 2018   09:58 Diperbarui: 30 Maret 2018   10:12 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Plagiasi gaya (dok. pri.)

"Dok, tulisan dokter tentang tiga huruf yang harus diwaspadai pada rujukan BPJS diambil wartawan di media lain...."Itu pemberitahuan Kompasianer Syifa setahun lalu,  memang tulisan itu sempat viral di media sosial dan dibagikan beberapa puluh atau ratus kali baik mencantumkan sumbernya atau tidak.  Selengkapnya tulisan itu dapat dilihat disini: Tiga Huruf yang Harus Diwaspadai dalam Rujukan BPJS Kesehatan

Saya menanggapinya sangat pasrah, karena kebetulan "link " yang diberikan adalah media "online " tidak terlalu terkenal dan mungkin saja harga sebuah tulisan disana murah atau malah gratis.  Lagipula maksud saya menuliskan itu di Kompasiana memang untuk penyuluhan dan edukasi masyarakat seluas-luasnya tanpa ada niat ada uangnya. 

Menanggapi adanya plagiasi produktif bak diare  yang dilakukan "plagianis" Devi Eka yang permintamaafannya diunggah 25 Maret ini,  saya pribadi prihatin karena aktifitasnya itu ternyata ada nilai ekonomi, dia mempunyai nilai jual dan kabarnya teman yang karyanya dia "kerjain" tidak dibagi apapun.

Jujur,  kalau cerpen - cerpen saya di media "online" mau diplagiasi,  disadur ataupun dikutip oleh Devi Eka  atau "plagianis" -"plagianis" lain saya pasrahkan saja,  apalagi kalau mereka meminta ijin, asalkan kalau ada duitnya,  dibagi dua saja. 

Alasannya?

1. Media "online" sangat sulit dipantau, tulisan kita dapat disalin dimana-mana dan tulisan kita pun bisa jadi mirip tulisan mana saja karena terinspirasi itu. 

2. Saya malas jualan tulisan-tulisan saya, karena memang menulis adalah bentuk "hobby"  yang mirip olahraga otak.  Saya  ada profesi lain dan mencari uang di jualan buku pernah saya lakukan,  ada uangnya  tetapi agak merepotkan.

3. Sementara itu ada Devi Eka dan "Plagianis" lainnya yang gesit menjual karya-karya copetan mereka ke penerbit yang butuh penulis viral dengan kriteria tertentu. Penulis tenar yang punya "fans" begini,  salah pun mungkin masih dibela,  kecuali mentok baru dibuang dan dicari penulis tenar baru. 

Jadi,  Devi Eka, kalau sudah tobat plagiasi,  mungkin bisa beralih ke editor atau  "sales marketing" cerpen-cerpen penulis gratisan seperti saya dan jualin saja.  Toh pasti  ada penerbit yang mau, kalau pendekatannya  "cucok".

Dari FB Kompal
Dari FB Kompal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun