Mohon tunggu...
Mohamad Irvan Irfan
Mohamad Irvan Irfan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Aktifis Sosial

Sedang belajar jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Restriksi Imigrasi Langgar Hak untuk Berimigrasi

6 September 2019   15:11 Diperbarui: 11 Desember 2019   22:59 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam tahun-tahun belakangan ini di tanah air aksi-aksi dan pernyataan-pernyataan penolakan tenaga kerja asing atau tenaga kerja migran terutama yang berasal dari  Tiongkok gencar sekali. Bahkan ada yang dengan keras menuntut agar pemerintah"mengusir TKA asal Tiongkok dari Indonesia, karena dianggap telah merebut pasar kerja dalam negeri.  Mungkin banyak tak diketahui oleh kelompok-kelompok yang menolak TKA asal Tiongkok bahwa orang-orang Tiongkok telah bermigrasi sejak berabad-abad yang lalu dan banyak yang telah berakulturasi secara budaya.

Di Amerika serikat, setiap tahun hampir 1 juta orang dari luar negeri bermigrasi ke Amerika Serikat  secara legal, namun lebih banyak yang ditolak atau dipulangkan kembali.  Presiden terpilih Amerika SErikat, Donald Trump bahkan menerapkan kebijakan yang sangat ketat, dan cenderung anti imigran. Kebijakan Trump tersebut menuai banyak protes, terutama negara-negara yang diblokir oleh Trump untuk masuk ke negara Amerika Serikat, juga protes dari banyak kelompok penggiat HAM dan pemerhati masalah migran. Dan juga sering dan banyaknya kasus-kasus pekerja migran asal Indonesia yang terutama bekerja di negara-negara timur tengah, tetutama Arab Saudi dan negara-negara tetangga, terutama Malaysia.

Kebanyakan orang berpikir bahwa migrasi adalah sebuah fenomena jaman sekarang.  Padahal migrasi merupakan gambaran eksistensi manusia selama berabad-abad. Bangsa-bangsa dan budaya-budayanya yang kita kenal sekarang ini adalah hasil bentukan dari migrasi nenek moyang kita berabad-abad yang lalu, dimana belum ada  paspor dan visa atau surat-surat perjalanan seperti yang kita kenal sekarang.

Manusia  bermigrasi dalam kelompok dan individu-individu untuk bebas dari perang dan konflik, untuk lari dari kelaparan dan kemiskinan, untuk mencari peluang ekonomi dan pekerjaan, menjauh dari intoleransi agama maupun represi politik,  untuk penelitian, untuk tujuan mengekplorasi alam,  untuk mengenal bangsa-bangsa lain dan budayanya, atau bahkan untuk berdagang dan berpergian, berwisata atau sekedar mencari jodoh

Sejarah Singkat Migrasi Manusia 

Migrasi nenek moyang kita tersebut telah berlangsung berabad-abad, di dalam bermigrasi secara berkelompok,  mereka menemukan hal-hal baru, pengalaman-pengalaman baru, berjumpa dengan kelompok-kelompok ras manusia lainnya dengan bahasa dan budaya berbeda, saling berakulturasi, terjadi pula perkawinan antar kelompok ras manusia. Dalam bermigrasi ada beberapa  anggota kelompok yang kemudian menetap sementara yang lainnya terus bergerak

Antara 70 ribu tahun dan 55 ribu tahun yang lalu beberapa kelompok manusia Homo Sapiens bermigrasi dari Afrika ke daratan Eurasia (Eropa Asia). Berdasarkan hasil riset terbaru dari The National Science Foundation and the David and Lucile Packard Foundation, penyebab migrasi tersebut adalah pergantian iklim. Tim peneliti menemukan bahwa sekitar 70 ribu tahun yang lalu telah terjadi pergantian iklim di wilayah tanduk Afrika dari fase basah yang disebut dengan "green sahara" berganti menjadi lebih kering, bahkan lebih kering dari yang sekarang.

Wilayah ini juga pernah menjadi lebih dingin. Kemudian menyebar ke seluruh Australia, Asia dan Eropa sampai tahun 40.000 SM. Migrasi ke Amerika berlangsung pada 20 ribu sampai 15 ribu tahun yang lalu.  200 tahun yang lalu manusia menetap di hampir semua pulau-pulau di Pasifik.  Penyebab manusia awal bermigrasi adalah perubahan  iklim dan permukaan daratan, dan tidak cukupnya ketersediaan pangan. 

Namun saya tak ingin memaparkan dengan rinci migrasi dan penyebaran manusia jaman pra sejarah ini. Kita loncati saja migrasi masa jaman kuno, ke  era moderen gelombang migrasi yang masif terjadi pada era kolonial, misalnya gelombang migrasi bangsa eropa secara masif ke benua Amerika dan Australia, serta negeri-negeri jajahan mereka. Selain itu, gelombang migrasi paksa juga mengalir ke benua Amerika, yang menandai lahirnya  era perbudakan di benua tersebut.

Sebaliknya banyak juga penduduk negara jajahan yang bermigrasi secara paksa oleh para penguasa kolonial ke wilayah-wilayah koloni mereka yang lain, misalnya orang-orang jawa yang dipaksa bermigrasi ke Suriname sebagai tenaga kerja kuli. Selama Perang Dunia ke II migrasi paksa juga menimpa bangsa yahudi di beberapa negara eropa selama pendudukan Nazi Jerman ke tempat-tempat penampungan atau kamp-kamp konsentrasi. Gelombang migrasi besar-besaran juga terjadi setelah perang dunia ke 2, dimana negara-negara eropa yang hancur akibat perang membutuhkan banyak tenaga kerja, dan tidak cukup mengandalkan rakyatnya sendiri yang lelah lunglai karena perang, mereka butuh banyak tenaga kerja migran untuk membangun kembali ekonomi, dan industri-industri yang hancur.  

Yang pasti gelombang migrasi manusia terus berlangsung bahkan sampai saat ini, seperti migrasi pekerja migran dari Indonesia, india, filipina, dan lain-lain ke negara-negara yang lebih makmur untuk mengisi pekerjaan-pekerjaan rendahan, dan migrasi karena terpaksa yang menimpa rakyat dari wilayah-wilayah konflik seperti Syiria, Irak, Palestina, Yaman, Sudan, Rohingya sebagai pengungsi di negara-negara lain dan lainnya. Ya selama dunia masih terbelah antara negara-negara miskin dan negara-negara kaya, maka akan selalu ada gelombang migrasi ke negara-negara kaya, kebanyakan dari mereka adalah pekerja migran dan pengungsi. Dan keduanya adalah migrasi karena terpaksa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun