Mohon tunggu...
Popy Purwono
Popy Purwono Mohon Tunggu... Administrasi - Staff PPIC

Hidup adalah sebuah medan perang, dan kemenangan sejati adalah mengalahkan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bunga Beracun

28 Juni 2022   10:36 Diperbarui: 1 Juli 2022   07:56 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tuk ... tuk ... tuk ...

Anis mengaduk kopi menggunakan sendok kecil searah jarum jam dengan cepat, ketukan sendok dengan permukaan dalam cangkir berwarna putih susu tersebut menghasilkan suara ritmis yang khas.

Cangkir berisi kopi yang masih menguarkan uap putih dipindahkannya ke atas nampan dan segera ia bawa ke ruang tamu untuk disuguhkan. Sore ini rumah Anis kedatangan seseorang yang menjanjikan angin segar untuk Antok--suaminya. Binar wajah yang tak redup sejak kemarin malam menandakan betapa bersemangat Antok menyambutnya.

Seusai tamu pulang, anis bertanya kepada suaminya, "Mas serius mau ambil pinjaman dari Pak Rosadi?"

"Yakin, Nis. Kenapa?" jawab Antok mantap.

"Aku takut kalau sebanyak itu, Mas. Lagian kenapa tidak ke bank saja sekalian?"

"Pinjaman kita yang kemarin belum tutup, Nis. Mau menyekolahkan yang mana lagi?" jawab Antok kemudian melanjutkan, "Kalau sama Pak Rosadi enggak ninggal apa-apa."

"Lagian kita akan mendapatkan berkali lipat tiga bulan lagi. Kamu tenang saja, Nis." Antok sangat yakin jika usahanya nanti akan berjalan mulus.

Satu bulan yang lalu saat Anis dan Antok pergi ke rumah saudaranya yang ada di Kecamatan Rejoso--salah satu kecamatan di Kabupaten Nganjuk sebagai penghasil bawang merah, Antok tertarik dengan cerita pamannya yang sekarang berkecukupan karena menjadi petani bawang merah. Dua atau tiga hari sekali Antok jadi rajin mengunjungi sang paman guna belajar cara menanam salah satu bumbu dapur tersebut.

Uang yang dia pinjam dari Pak Rosadi itu dia gunakan untuk menyewa sawah, nyemplong--membuat tanah sawah untuk media tanam bawang merah, membeli benih, dan membeli obat-obatan. Modalnya ternyata lebih banyak daripada menanam padi. Namun, jika mendengar cerita berapa rupiah yang didapat saat panen, nominal sebesar itu tidak ada artinya.

Persiapan menanam benih berjalan dengan lancar. Anis dan Antok sudah bisa membayangkan berapa pundi-pundi rupiah yang akan dia dapat tiga bulan lagi. Umur bawang merah dari tanam sampai panen kurang lebih sekitar dua hingga tiga bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun