Mohon tunggu...
Ponco Dwi Putra
Ponco Dwi Putra Mohon Tunggu... Lainnya - Bunga Barah

Yang terus belajar dalam pelbagai diskusi, yang terus mencari akan sebuah arti, yang…

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Cerek Ibu

8 Juni 2020   12:25 Diperbarui: 8 Juni 2020   12:45 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menjelang tidur, ibu menyempatkan diri menanak air dengan cerek kesayangannya. Ibu sangat cinta dengan cerek itu, karena mampu melahirkan teh dan kopi yang aduhai nikmatnya. Ibu tak pernah bosan mengulang-ulang aktivitasnya, jika aku tebak yang ibu lakukan itu sudah mengakar, layaknya sembahyang sholat; otak kita tak perlu menyuruh namun tubuh sudah paham alurnya. Ibu sangat senang mengulang aktivitasnya itu sebelum tidur dengan bapak. 

Bapak adalah penikmat dari apa yang di suguhkan ibu. Bapak sangat suka ngopi atau ngeteh di malam hari, biasanya bapak duduk di balkon, mengamati ikan, menghirup bau-bauan tanaman penghias pot, lalu mendengar radio. 

Bapak juga suka elshinta, kalau aku sedang bersama bapak pasti selalu terdengar kata Elshinta news and talk. Bapak sangat cinta radio kesayangannya, aku taksir dia akan di makan usia dengan sendirinya, tapi bapak tetap menyayanginya. Bapak juga sayang ibu, entah karena kopi atau tehnya, atau lainnya, tapi yang nyata bapak menikah karena cinta. Cinta sama ibu melahirkan kakak. 

Kakak adalah putri, dia bernama Rohayati. Kakak suka senyum, senyum kakak di sukai orang. Kakak adalah pemudi yang ramah, ramahnya melahirkan banyak kasih sayang. Kakak juga disayang Allah, kakak pergi menghadap Allah. Allah kasih kakak lainnya.

Kakak juga seorang putri, dia bernama Yuni. Kakak suka makan, makanan apapun ia coba makan. Kakak adalah penyayang, ia tak mampu melihat makanan yang sisa, lalu dimakan. Kakak sayang Allah, oleh karenanya kakak menjauhi kata mubazir. Kecintaan kakak pada Allah, membuat Allah memberikan kakak berikutnya. Sebab Allah ingin kakak selalu makan dan membenci kata mubazir. 

Kakak juga seorang putri, dia bernama Dian. Kakak orangnya cerewet, dan malas makan. Kakak adalah pemudi yang mudah berteman, maka tak ayal kakak punya banyak teman. Kakak disayang ibu, sebab kakak selalu di pilih ibu. Tapi kakak tetap malas makan, maka itu adalah rezeki kakak sebelumnya -- Yuni. Keserasian kedua kakak itu membuat Allah jatuh cinta dan melahirkan kakak berikutnya.

Kakak adalah seorang putra, namanya Yusuf. Kakak adalah orang yang baik, ramah, dan penyayang, kakak adalah penggiat kehidupan remaja di kampung. Kakak senang dengan segala sesuatu yang positif. Oleh karenanya kakak sangat cinta Allah, dan Allah juga cinta kakak, akhirnya kakak juga menghadap Allah. 

Lalu Allah memberikan hiburan dengan melahirkan aku. Aku adalah kebalikan dari kakak, aku adalah orang yang negatif. Kakak selalu dapat negeri sedang aku swasta. Kakak memanggil bapak dan ibu ke sekolah karena prestasi, aku karena kasus. Kakak sayang Allah, aku juga sayang Allah walau terkadang mempertanyakan Allah. 

Kakak menganut agama Islam dari batin sedang aku menganut agama Islam karena orang tua. Tapi satu yang sama; proses pencarian tuhan semakin membuat kita sayang dengan Allah. Kakak-kakak sebelumnya juga sayang sama Allah, Bapak dan Ibu juga, maka kelak kita akan menghadap Allah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun