Mohon tunggu...
Politicalway Institute
Politicalway Institute Mohon Tunggu... -

“Everything is acceptable until we stop accepting them.”

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membaca Manuver Yuddy Chrisnandi dan Fuad Bawazier

8 Mei 2014   22:23 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:42 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari kiri: Yuddy Chrisnandi, Bima Arya Sugiarto, Fuad Bawazier, Effendi Gazali, dan Angelina Patricia Pingkan (PP) Sondakh, saat menghadiri poling capres dan cawapres yang di selenggarakan Lembaga Riset Indonesia (LRI), di Jakarta, Minggu, 7 Juni 2009. Sumber : [TEMPO/ Dinul Mubarok;

[caption id="" align="alignnone" width="300" caption="Dari kiri: Yuddy Chrisnandi, Bima Arya Sugiarto, Fuad Bawazier, Effendi Gazali, dan Angelina Patricia Pingkan (PP) Sondakh, saat menghadiri poling capres dan cawapres yang di selenggarakan Lembaga Riset Indonesia (LRI), di Jakarta, Minggu, 7 Juni 2009. Sumber : [TEMPO/ Dinul Mubarok; "][/caption]

Ibarat duri di dalam dagang, ini mungkin istilah yang tepat kepada dua politikus Partai Hanura ini. berpolitik tanpa kontribusi namun hadir dalam kemasan kritik. Naasnya, Yuddy Chrisnandi sendiri tidak lolos ke senayan menjadi anggota Legislatif.

Kritik Fuad dan Yuddy Chrisnandi terhadap ketua Bapilu Hanura dianggap banyak pengamat sebagai sumulasi murahan yang mengandung bau kepentingan politik yang cukup kental. Berikut analisa beberapa pengamat dari rangkuman media terkait manuver Fuad Bawazier dan Yuddy Chrisnandi

Fuad Bawazier

Untuk Fuad Bawazier, sejak awal sebelum WinHT dideklrasikan, Fuad sudah berupaya mendorong agar Hanura mendukung Prabowo Subianto. Alasannya adalah Putra dari Fuad Bawazier sendiri adalah caleg dari partai Gerindra dan memiliki hubungan bisnis dengan Prabowo.

Upaya Fuad ini berlangsung lama, namun ditolak oleh petinggi-petinggi Partai Hanura. Sejak itu, Fuad Bawazier secara terang-terangan menolak pasangan WinHT. Berkali-kali Fuad Bawazier tampil di media melontarkan statement yang bernada negative terhadap Hary Tanoesoedibjo.

Selain hubungan bisnis dengan Prabowo. Fuad telah menyatakan siap dan akan berupaya agar Hanura mengarahkan dukungan ke Prabowo Subianto. Dengan iming-iming satu kursi menteri untuk Fuad Bawazier.

Karena upaya ini gagal, Fuad kembali menggerus solidaritas Hanura dengan melontarkan kritik tak berlasan kepada Ketua Bapilu Hanura, Hary Tanoesoedibjo. Fuad sendiri telah menghitung bahwa Hary Tanoesoedibjo adalah ganjaran bagi dirinya untuk menyetir Hanura dan juga memperebutkan kursi ketua Umum Hanura berikutnya.

Yuddy Chrisnandi

Muatan kritik Yuddy Chrisnandi terhadap Hary Tanoesoedibjo lebih bersifat personal. Dimana kewenangan Yuddy dipangkas langsung oleh Wiranto dalam hal penentuan caleg Hanura pra Pemilu lalu. Awalnya Yuddy adalah Ketua Bappilu Hanura. Namun dinilai gagal oleh Wiranto ketika itu ditandai dengan suara Hanura yang tidak mampu beranjak dari angka 0,5 sampai 1 persen.

Selain kegagalan Yuddy dalam menaikkan elektabilitas Partai, banyak kritik dari bawah terhadap kepemimpinan Yuddy yang menempatkan kerabat dan orang-orang yang dikenalnya sebagai Caleg Hanura. Karena itu Wiranto memangkas kewenangan Yuddy dan memecatnya dari ketua Bappilu Hanura.

Dendam pribadi inilah yang terus dimainkan oleh Yuddy Chrisnandi di Media. bahkan untuk hal ini Yuddy juga memakai jasa stafnya Kristiawanto. Keduanya sama-sama gagal menjadi anggota legislatif.

Depresi kegagalan ini kemudian menyulut kembali emosi Yuddy Chrisnandi dan Kristiawanto. Kedunya kemudian tanpa ada komunikasi internal mengumbar kritik kosong kepada Hary Tanoesoedibjo lewat media.

Fuad Bawazier, Yuddy Chrisnandi dan Kristiawanto Kandas

Untuk mewujudkan ambisi politiknya, ketiganya berupaya menggalang suara di Rapimnas Partai Hanura. Tujuannya yakni agar ketua Bapilu Hanura dikeluarkan dari Partai Hanura.

Lagi-lagi upaya barisan sakit hati ini tidak mendapat dukungan dari kader-kader Partai Hanura dari pusat hingga daerah. Bahkan Fuad Bawazier, Yuddy Chrisnandi dan Kristiawanto disarankan para Kader Partai Hanura untuk berkaca. Ketiganya dianggap tidak memiliki kontribusi apapun terhadap partai Hanura. Selain berupaya memecah belah Hanura.

Saat ini kader Hanura dari Pusat dan Daerah meminta Wiranto menjatuhkan sanksi terhadap Fuad Bawazier, Yuddy Chrisnandi dan Kristiawanto. Karena dianggap menjadi biang yang memecah belah partai Hanura.

Apakah Polemik Trio Benalu Partai Hanura ini berlanjut? Sangat menarik untuk disimak mengingat ketiganya tidak kali ini saja berulah. Secara terangan-terangan ketiganya tidak sejalan dengan keputusan partai Hanura.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun