Oleh: Agen Pojok Statistik Unhas
Halo, Sobat Data!
Setelah melalui beberapa tahun penuh tantangan, kabar baik datang dari sektor pertanian Indonesia. Produksi padi nasional pada awal 2025 menunjukkan peningkatan yang signifikan dan memberi harapan baru bagi ketahanan pangan. Kondisi ini menjadi titik terang setelah tren penurunan yang terjadi sejak 2018. Data terkini menunjukkan bahwa potensi kebangkitan produksi padi tengah berlangsung, seiring dengan momentum panen raya yang terjadi pada kuartal pertama tahun ini.
Tahun 2018 tercatat sebagai puncak produksi padi nasional dengan total 59,2 juta ton. Sayangnya, capaian tersebut tidak bertahan lama karena pada 2019 produksi anjlok menjadi 54,6 juta ton. Setelahnya, tren produksi cenderung stagnan di kisaran 54--55 juta ton per tahun hingga 2022. Meski sempat ada sedikit peningkatan, tidak ada lonjakan signifikan yang mampu mengembalikan produksi ke level tertinggi sebelumnya.
Situasi semakin menantang pada 2023 dan 2024, ketika produksi kembali menurun. Tahun 2024 mencatatkan produksi sebesar 53,1 juta ton, angka terendah dalam tujuh tahun terakhir. Penurunan sekitar 6 juta ton sejak 2018 menjadi sinyal adanya degradasi produktivitas atau penyusutan lahan panen. Hal ini menunjukkan perlunya evaluasi serius terhadap kebijakan dan strategi pertanian, khususnya dalam menghadapi perubahan iklim dan alih fungsi lahan.
Namun, awal tahun 2025 memberikan secercah harapan melalui tren peningkatan produksi bulanan yang signifikan. Pada Januari, produksi tercatat 2,16 juta ton, lalu meningkat menjadi 3,88 juta ton pada Februari. Lonjakan terbesar terjadi pada Maret dengan produksi mencapai 8,93 juta ton. Kenaikan ini menandai datangnya musim panen raya, yang merupakan periode penting dalam siklus pertanian padi di Indonesia.
Jika tren positif ini dapat terus dijaga, 2025 berpotensi menjadi tahun pemulihan bagi sektor pertanian nasional. Peningkatan produksi yang konsisten bisa menjadi penopang utama dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Momentum ini perlu dimanfaatkan secara optimal melalui kebijakan yang adaptif dan dukungan pada petani. Dengan begitu, Indonesia dapat kembali menyemai harapan dari setiap hamparan sawah yang membentang di seluruh negeri.
Untuk menjaga momentum positif dalam peningkatan produksi padi, pemerintah perlu memperkuat infrastruktur pertanian, seperti irigasi, jalan usaha tani, dan fasilitas penyimpanan hasil panen. Selain itu, modernisasi pertanian harus dipercepat melalui adopsi teknologi, seperti benih unggul, alat mesin pertanian, dan sistem pertanian digital yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas petani. Langkah-langkah ini penting untuk mengurangi kerugian pascapanen serta memastikan hasil panen terserap dengan baik oleh pasar.
Di sisi lain, pemberdayaan petani juga harus menjadi prioritas melalui pelatihan intensif yang menekankan adaptasi terhadap perubahan iklim, manajemen usaha tani, dan praktik pertanian berkelanjutan. Pemerintah juga perlu memperkuat perlindungan terhadap lahan pertanian dari alih fungsi, terutama di wilayah produktif. Dengan pendekatan yang menyeluruh dan kolaboratif, sektor pertanian Indonesia memiliki peluang besar untuk bangkit dan kembali menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional.