Mohon tunggu...
Poe Three
Poe Three Mohon Tunggu... Arsitek - citizen of the world

Keep Calm and Write It On..

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Membuat Belajar Jadi Menyenangkan, Resensi Buku "Teach Like Finland" Karya Timothy D Walker Part 2/2

24 Juli 2020   09:46 Diperbarui: 24 Juli 2020   09:37 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagian pertama dari resensi ini dapat dilihat di link berikut.

Belajar dan mengajar tidak bisa kita hindari dalam hidup. Teach Like Finland memberi kita suatu wawasan bagaimana negara Finlandia berusaha mendidik tidak hanya murid di sekolah, namun juga bangsanya secara keseluruhan.

Seperti telah disampaikan dalam resensi bagian sebelumnya, Finlandia masih mengadopsi prinsip kebahagiaan sebagai dasar pengajarannya, dengan berprinsip bahwa murid yang berbahagia akan menjadi pembelajar yang lebih baik

Berikut adalah poin-poin selanjutnya yang menjadi dasar pembelajaran di Finlandia.

Penguasaan

Untuk menjadi bahagia, salah satu hal mendasar yang harus kita miliki adalah perasaan kompeten dalam satu area tertentu, sehingga penguasaan adalah kebutuhan kita (Raghunathan, 2016). Hal ini yang kemudian menginspirasi para pendidik Finladia untuk menekankan pengajaran terhadap hal-hal yang mendasar, dimana hal tersebut memerlukan kestabilan dan fokus arah yang baik. Penggunaan buku paket merupakan salah satu cara menuju standar penguasaan ilmu sesuai kurikulum siswa. Kreativitas yang terarah diperlukan sehingga matrikulasi dan tujuan pengajaran juga tetap tercapai.

Penggunaan musik dipercaya dapat membantu murid untuk fokus yang menjadi dasar untuk menguasai suatu pembelajaran. Selain musik, penerapan moto ‘learning by doing’ juga didorong sedemikian rupa agar siswa dapat merasakan bentuk pekerjaan sesungguhnya (Walker mencontohkan profesi penulis), dimana murid dibebaskan dari ‘cara’ belajar konvensional dan dibiarkan mengadopsi cara memecahkan masalah sesuai profesi dan minat yang ditujunya masing-masing.

Yang menarik adalah konsep perustella (bahasa Finlandia yang berusaha diterjemahkan menjadi ‘membenarkan’ oleh Walker), dimana siswa-siswa Finlandia sejak dini diajarkan untuk memiliki opini, bahkan terhadap hal-hal yang seringkali jarang dibicarakan seperti kehilangan pekerjaan, narkoba, politik, perang, etika, junkfood, seks, dan lain-lain. Hal ini berdampak mereka selalu memperbaharui pengetahuannya untuk dapat beropini dan berdiskusi secara terbuka tentang hal-hal tersebut. Kebiasaan ini juga yang menjadikan kemampuan analisis masalah dan kreativitas untuk memecahkan masalah berkembang dengan baik. Peran pengajarlah yang bertanggung jawab terhadap atmosfer tersebut.

Bentuk soal essai untuk Ujian Matrikulasi tidak kaku seperti contohnya “sebukan dasar-dasar diet Finlandia….”, namun dibuat lebih kompleks seperti “apa dasar rekomendasi diet di Finlandia dan apakah tujuannya? Jelaskan pemikiranmu”; yang secara tidak langsung menuntut siswa untuk mempelajari materi secara lebih menyeluruh dan mendalam. Ini contoh perustella yang dimaksud Walker.

Pola Pikir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun