Sebelumnya saya mengingatkan bahwa tulisan saya ini adalah tulisan opini pribadi berdasarkan apa yang saya rasakan dan yang di hadapi saat ini , mengapa saya menulis hal ini ? Karena saya lelah berdebat dan berkonflik walaupun kecil namun hal ini juga merusak citra PMII sendiri pada umumnya . Sayapun siap dengan resiko yang saya akan hadapi termasuk di dikeluarkan dari kepengurusan Cabang PMII Kabupaten Sidoarjo
Saya  merasakan kepada sikap Para sebagian ( tidak semua) pengurus cabang Hari ini  banyak mengalami polemik dalam hal kaderisasi bukan masalah kaderisasi formal namun kaderisasi terhadap dirinya sendiri , sebagian dari mereka telah menghianati apa yang ada dalam Tri logi PMII itu sendiri . Saya sadar masuk dalam kepengurusan cabang akan banyak polemik politik bukan seperti Rayon yang menjadi akar inti kaderisasi atau komisariat yang menjadi proses pengembangan diri .
Kita selalu diajarkan mengenai Tri logi yang salah satu Isinya adalah Tri Komitmen , tak bosan - bosannya kita memotivasi adik - adik Angkatan menegenai sebuah komitmen . Kita juga mengajarkan arti Komitmen kepada pengurus Rayon namun naasnya sebagian dari kita yang menjilat ludah sendiri
Memang salah satu  tugas kita sebagai pengurus cabang adalah melahirkan kader Mujtahid namun dalam ini sebagian dari kepengurusan PMII cabang Sidoarjo belum pantas melahirkan kader Mujtahid . bagaimana kita mau melahirkan kader Mujtahid jika dalam kepengurusannya masih banyak yang belum pantas di sebut kader Mujtahid
Sikap ini lebih di perparah ketika sebagian dari mereka menghianati apa yang menjadi keputusan kita bersama . Bukanya kita selalu berbaiat dengan mengucapkan ' mundur satu langkah adalah bentuk penghianatan' tapi di dalam tubuh kepengurusan sendiri terdapat kader yang belum mundur tapi telah menjadi penghianat lalu apa bedanya?
Dalam hasil kesepakatan tersebut lalu saya buatkan Tor sebagai panduan berjalannya kaderisasi , bukan untuk saya namun untuk PMII tetapi ketika selesai tak ada angin tak ada hujan , bahkan jalanpun belum tiba-tiba sebagian panitia dengan seenaknya ingin  merubah
Tak sedikit saya mendengar ketika kita berbicara kepada kader-kadernya yang ada di komisariat dan rayon " komitmen dengan apa yang disepakati" berkali - kali kita mendengar namun seakan ucapan itu kembali hanya menjadi  sebuah kalimat Dusta
Sebenarnya kalau memang tidak sepakat harusnya di musyawarah dulu lalu kita bicarakan , di diskusikan sampai matang bukan sudah selesai mau jalan tiba-tiba di rubah .katanya kader mujtahid kok kayak anak yang belum jadi kader mutakid Padahal ada ketua umum cabang juga dalam musyawarah itu
Aneh ya hanya dari kata satu senior kita rela menghianati kesepakatan yang katanya dari pemikiran kader mujtahid . namun ketika  senior itu bicara dan menolak kita mengikuti saja , saya heran apa PMII Sidoarjo milik satu senior sampai senior lain belum di bilang apa - apa kita sudah nganguk - nganguk aja untuk merubah
Saya bukan tidak menghargai senior tapi bukannya senior itu hanya di jadikan bahan pertimbangan bukan sebagai patokan kita berproses Â
Bayangkan saja yang hadir dalam musyawarah itu sudah mengorbankan waktu , tenaga , pikiran bahkan hingga uangnya untuk ikut rapat tersebut namun semua itu menjadi arang ketika salah satu senior tidak sepakat dan sebagian dari mereka mengikuti arahannya di dukung ketua umum