Mohon tunggu...
Plux Plux
Plux Plux Mohon Tunggu... -

Ex Smoker

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Benar Si Cungkring Jokowi Ingkar janji pada DKI Jakarta?

4 Juli 2014   19:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:29 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pria berusia 54 tahun ini memulai karirnya sebagai pengusaha mebel dari kota Solo. Mencalonkan diri sebagai wali kota Solo dan terpilih kembali pada periode berikutnya dengan suara kemenangan diatas 90%, satu prosentase angka yang fantastis untuk ukuran pemilukada di Indonesia. Belum genap mengabdi untuk kedua kalinya di kota Solo, dia di calonkan oleh PDIP menjadi Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diusung oleh Partai Gerindra. Hanya berselang beberapa tahun kemudian dia kembali di calonkan sebagai Presiden RI.

Pro dan Kontra

Melenggangnya Jokowi, demikian sebutan pria ini, membuat banyak pihak yang berseberangan gerah. Pasalnya pria cungkring ini elektabilitasnya terus melesat meninggalkan lawan-lawannya. Sebelum Jokowi resmi di calonkan sebagai presiden oleh Megawati sebagai Ketua Umum PDIP, Jokowi selalu merajai berbagai survey yang dilakukan oleh banyak lembaga survey. Tak heran jika kemudian upaya untuk menjatuhkannya terus digulirkan dari pihak yang tidak suka dia menjadi presiden.

Setelah dia resmi dicalonkan sebagai Presiden, gelombang panas kembali menerpa suami dari Iriana ini. tak pelak isu ini di kategorikan sebagai kampanye hitam. Lawan naik pitam, kubu Jokowi pun sempat meradang, walaupun tanggapannya masih wajar. Lantas apakah Jokowi berdiam diri saja?

Yang menarik untuk disimak disini, pria yang biasanya selalu tersenyum dan terkesan mengalah, kali ini tak mau tinggal diam. Tanggapan langsung keluar darinya. Pun wajar saja jika kemudian dia mencela tindakan tak terpuji, pasalnya berbagai fakta telah dipelintir. Masih segar dalam ingatan kita, gambar iklan duka cita yang beredar di media sosial, yang bermuatkan SARA. Dalam iklan tersebut dikatakan bahwa Jokowi meninggal dunia, kemudian huruf “H” di pelesetkan menjadi Heribertus (yang berasosiasi dengan agama tertentu) dan dikatakan pula Jokowi mempunyai nama Tionghoa.

Pada saat pemberitaan ramai mengupas masalah janji, Jokowi tak luput pula dari serangan ini. dikatakan bahwa dia mengingkari janjinya memimpin Jakarta selama 5 tahun. Padahal dari kubunya sudah menerangkan bahwa jika Jokowi menjadi Presiden, akan lebih mudah baginya untuk membantu “meluruskan benang ruwet” di Jakarta.

Tak lama berselang keluarlah tabloid yang bertitel Obor Rakyat yang isinya mendiskreditkan calon presiden nomor urut 2 ini. kali ini siapa pembuatnya sudah ketahuan dengan gamblang, tinggal bagaimana proses hukumnya saja.

Apakah benar Jokowi mengingkari janjinya pada DKI Jakarta? Lantas, apa sih keuuntungan buat DKI Jakarta jika Jokowi menjadi Presiden?

Marilah kita tengok sekelumit problematika di lapangan (DKI Jakarta).

Banjir

Tidak dipungkiri memang banjir dengan setia mendera Jakarta. Banyak wilayah tergenang banjir yang selalu datang tanpa undangan. Banyak pihak menuding pada era kepemimpinan Jokowi banjir lebih parah. Padahal fakta di lapangan, usaha yang dilakukan Pemda DKI Jakarta dengan merevitalisasi waduk dan sungai membuahkan hasil.

Jika anda ingin buktinya, cobalah datang ke daerah Warakas, Rawa Badak dan Bendungan Melayu. Konon kabarnya menurut seorang teman yang tinggal di salah satu daerah tersebut, banjir tahun ini sudah tidak menyentuh lantai rumahnya alias rumahnya terbebas dari banjir, padahal sebelumnya, setiap tahun selalu saja rumahnya kebanjiaran.Memang banjir masih belum hilang 100% tapi sejak Jokowi menginstruksikan jajaran terkait di bawahnya untuk merevitalisasi waduk dan sungai, manfaat yang dirasakan oleh warga begitu berasa.

Catatan penulis : sampai dengan tulisan ini dibuat, pengerukan atau revitalisasi sungai masih berlangsung di beberapa tempat, seperti di sungai di kawasan Cempaka Putih (sekitar RM Bebek Bentu)

Gagasan untuk membuat sodetan atau membuat waduk atau apapun untuk mengatasi problem banjir di Jakarta melibatkan daerah/wilayah di sekitarnya. Jika Jokowi menjadi Presiden, akan lebih mudah baginya untuk melakukan koordinasi dengan kepala daerah terkait dan DKI Jakarta pun akan merasakan manfaatnya.

Macet

Masalah yang tak kalah penting di Jakarta adalah macet. Pada saat Jokowi maju sebagai calon presiden yang diusung oleh PDIP dan partai lainnya, isu ini kembali mencuat ke permukaan. Siapapun yang tinggal di Jakarta tentunya jengkel dengan kemacetan yang selalu terjadi di ruas jalan-jalan di Jakarta. Apalagi kemacetan juga terjadi di jalan berbayar alias jalan Tol.

Ya macet memang tak bisa di hindari, tapi coba kita lihat upaya apa yang dilakukan ‘Si Cungkring’ calon presiden nomor 2 ini. Agaknya tanpa menunggu waktu lama, langsung dimulailah proyek MRT. Memang proyek ini masih terganjal sana sini, tapi pembangunan tetap berjalan walaupun masih terkendala dengan alih fungsi stadion Lebak Bulus menjadi depo MRT.

Jika memang ‘Si Cungkring’ menjadi Presiden, saya yakin masalah ini akan lebih mudah terselesaikan, setidaknya masalah tidak akan berlarut-larut sehingga berdampak pada molornya pembangunan MRT ini. Campur tangan Pusat akan sangat membantu kelancaran proyek MRT ini.

Pendidikan dan Kesehatan

Masalah ini sebenarnya terjadi di semua daerah di manapun juga di belahan dunia, tidak hanya di Jakarta atau Indonesia saja. Yang membedakan adalah bagaimana pemerintah setempat menanganinya. Di era kepemimpinan Jokowi dan Basuki alias Ahok, meluncur apa yang disebut dengan Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Kartu ini diperuntukkan untuk warga yang kurang mampu sehingga mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan. Banyak warga yang telah merasakan manfaat dari kedua kartu tersebut. Terlebih bagi anak-anak yang terancam putus sekolah karena ketiadaan biaya.

Bisa dibayangkan jika Jokowi menjadi Presiden, maka tidak hanya warga Jakarta saja yang menikmati manfaat dari kedua kartu tersebut tapi seluruh masyarakat Indonesia akan merasakan manfaatnya.

Jadi, siapa bilang Si Cungkring Jokowi meninggalkan Jakarta? Yang benar adalah Jokowi pindah kantor ke Istana Negara untuk bisa lebih cepat menepati janjinya pada warga DKI Jakarta. Kesulitan – kesulitan karena koordinasi Pusat dengan Daerah akan terurai jika Jokowi Presidennya.

Masih belum percaya juga ? Silahkan coblos nomor 2 untuk membuktikannya. Peace…..

Regards,

Plux

Note : penulis adalah salah seorang penyumbang suara golput pada pemilihan legislatif lalu, namun pada pilpres kali ini penulis memutuskan untuk menggunakan hak pilihnya. Masalahnya bukan pada siapa Presidennya, tetapi ibu pertiwi yang menjadi taruhannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun