Mohon tunggu...
plur retknow
plur retknow Mohon Tunggu... Guru - menulis dengan hati

Cogito ergo sum (aku berfikir aku ada) / Rene Descrates

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mbok Yem

26 Agustus 2020   12:10 Diperbarui: 26 Agustus 2020   12:06 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kagem keluarga Bapak/Ibu Hadi
Pak, Bu. Sebelumnya saya minta izin untuk menyampaikan surat ini. Saya sangat berterima kasih karena Bapak/Ibu/Sabda dan keluarga sudah menganggap saya keluarga sendiri. Saya sangat bahagia. Tidak pernah terbayang sebelumnya kalau saya akan punya keluarga utuh kembali. Tak terbayang bahagianya saat mengasuh Sabda dan memasak untuk keluarga. Kalau sedang mengerjakan pekerjaan rumah, saya selalu berniat dengan kasih sayang untuk keluarga Panjenengan. Saya selalu berdoa semoga Gusti Allah senantiasa menjaga keluarga ini dari marabahaya. Semoga semua selalu sehat. Benar, saya tidak minta apa-apa lagi.
Oh iya. Izinkan saya memberikan tabungan keluarga panjenengan ini. Dulu saya hanya ingin keluarga ini menerima saya tanpa gaji atau uang, tapi saya tahu ibu dan Bapak tidak mungkin mau. Makannya saya punya usul dimasukkan tabungan saja. Sekarang izinkan saya memberikan tabungan ini untuk keluarga Ibu dan Bapak. Mohon maaf kalau saya lancang atau membuat Bapak Ibu tidak berkenan. Saya mau Bapak Ibu menerima tabungan ini. Benar Bu, Pak, saya ndak mau digaji.Saya adalah keluarga. Saya orang paling kaya sedunia karena punya penjenengan semua. Saya tidak butuh apa-apa. Jadi bagi saya sudah cukup saya merepotkan keluarga panjenengan. Apalagi ibu yang sudah menganggap saya ibunya sendiri. Saya merasa punya anak kandung. Punya cucu kandung yang baik seperti Sabda. Punya anak lanang yang bertanggung jawab dan sabar seperti Bapak. Saya tidak butuh apa-apa lagi. Kalau Gusti Allah sudah memanggil saya, saya mau keluarga panjenengan tetap mengingat saya saja. Nyuwun pangapura kalau saya merepotkan selama ini. Semoga seluruh keluarga tansah diberikan kesehatan dan kebahagiaan. Saya percaya orang baik akan dijaga dengan Baik sama Gusti Allah. Aamiin.
Mbok Sartiyem.

Kami membaca surat itu sambil berlinangan air mata. Bagaimana tidak, ketika di dunia ini banyak orang lupa keluarganya, justru kami diberikan keluarga yang sangat luar biasa seperti Mbok Yem. Bukan keluarga kami yang baik, tapi aura Mbok Yem yang ikhlas dan jujur lah yang membuat kami sekeluarga menjadi terbawa kebesaran hati beliau. Ibu terpana melihat semua isi amplop Mbok Yem yang ternyata berisi foto-foto kami sekeluarga hasil cetakan dari HP beliau. Foto-foto itu diambil Mbok Yem dari rumah kami menggunakan HPnya kemudian dicetak satu persatu. Ada foto bayiku sampai foto ku menggendong bayi Kinaya. Dibalik foto ku tertulis

Anakku SABDA TAN KAYA DAMAR PANULUH dan dibalik foto Kinaya tertulis PUTRI TAN KINAYA CAHYA RAHINA. Nama-nama kesayangan  kami yang penuh filosofi. Mbok Yem telah pergi. Kami melepasnya pergi untuk beristirahat dan pulang. Mbok Yem sudah tidak lagi memasak atau menggendongku. Disana di surga Nya Mbok Yem kekal dengan kebahagiaan. Terima kasih Mbok.

Citayam, 26 Agutus 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun