Mohon tunggu...
David Olin
David Olin Mohon Tunggu... Pustakawan - Belum terlambat aku mencintai-Mu

Setiap kali menatap mentari, bulan selalu mendapat cahaya baru (IG: @david.usolin.sdb) Note: Semua tulisan dalam platform ini dibuat atas nama pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dua Jenis Rasa Sungkan

25 Juni 2022   07:00 Diperbarui: 25 Juni 2022   07:15 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rasa sungkan ditemukan hampir di semua tempat di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Rasa sungkan yang wajar adalah sikap hormat pada orang lain, umumnya pada orang yang lebih tua.

Pada level yang lebih mendalam, rasa sungkan tidak hanya ditunjukkan oleh sikap tubuh, tetapi adanya "sense of respect". Orang lain diberi hormat sebagai pribadi. Rasa sungkan seperti ini adalah rasa sungkan yang wajar. 

Di lain pihak, rasa sungkan yang tidak wajar adalah rasa "takut menyinggung perasaan" sampai tega menyembunyikan atau mendiamkan kejahatan orang lain. Alasannya adalah "human respect" yang diartikan secara sempit.

Padahal, rasa sungkan seperti ini sama artinya membiarkan orang lain, khususnya keluarga atau sahabat, jatuh ke dalam kejahatan. Seharusnya, rasa hormat pada orang lain ditunjukkan dengan teguran sebelum semuanya terlambat.

Credit: Father Noel Villafuerte, SDB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun