Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"And the Winner is... Donald Trump"

23 Oktober 2020   11:09 Diperbarui: 23 Oktober 2020   11:32 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Debat final capres AS pada Jumat, 23 Oktober 2020 via detik.com

Trump dengan licin memposisikan dirinya sebagai "outsider" dengan mengatakan "You politicians..." padahal selama 4 tahun Trumplah yang memimpin pemerintahan. Seakan Trump ingin mengatakan walaupun ia kini menempati Gedung Putih, ia tetaplah "disruptor" di perpolitikan Amerika. 

Dengan memposisikan sebagai antitesa "typical politician" yang korup dan secara umum merupakan profesi yang memiliki "moral hazard" (bad persons) di mata kebanyakan rakyat AS, Trump ingin mencitrakan diri ada di posisi rakyat. Tindakan manipulatif yang cukup jitu. Pengalaman Trump dalam showbiz menunjang ini. Rakyat Amerika suka pertunjukan (show) jagoan melawan penjahat, dengan "happy ending" sang pembela rakyat kecil yang akan menang, dan Trump tahu memanfaatkan ini. 

Trump menyerang Biden dengan tak berbuat apa-apa selama 8 tahun menjabat Wakil Presiden Obama : "kau hanya bicara dan bicara, tanpa tindakan (you only talk and talk, no action)" Komentator CNN setelah debat menyatakan bagaikan petinju, Trump sukses melayangkan "clean cuts" (pukulan mulus) yang sempat menggoyahkan Biden.

"If you win, you earn. If you lose, you learn"...  Tim kampanye Trump "belajar dari kesalahan" pada fiasco (kekacauan)   kinerja Trump yg banyak dikritik pada debat pertama. Setelah sembuh "survive" dari Corona, Trump bisa dibilang "naik klas". Biden diuntungkan dengan blunder Trump pada debat pertama. Tidak untuk debat kali ini. Seperti komentator CNN katakan Trump tampil "fine", "normal" dan "doesn't disqualifying himself". 

Dibanding Trump, penampilan Biden dalam debat ini agak terlihat "exhausted" dan mirip "weary old politician" : politisi veteran berusia 77 tahun (3 tahun lebih tua dari Trump) yang letih. Biden tampak sebagai "regular politician" dengan gayanya yang "business as usual". Intonasi bicaranya datar, tidak mencerminkan urgensi dan cenderung menjemukan bagi kaum muda. 

"Cara berbicara Trump lebih energik, ada kalanya seperti orator dan mencerminkan "sense of crisis" menyiratkan bahwa ia adalah tipe leader yang tepat memimpin rakyat Amerika pada saat Krisis ini. 

Menurut penulis, kebalikan dari Debat pertama, Skor Debat final ini, Trump: 1, Biden: 0. 

Debat capres sesungguhnya hanya "perang kata-kata" antar kandidat. Tidak mencerminkan kinerja sesungguhnya. Kepintaran bicara tidak identik dengan kinerja yang mumpuni. Tapi debat capres di TV itu bagaikan "Dunia ini adalah panggung sandiwara". Aktor panggungnya adalah Trump dan Biden. Penonton di depan panggungnya adalah rakyat Amerika yang akan menentukan pilihan. "America is the big mainstage". Aktor yang lebih baik memainkan perannya akan meraih simpati dari lebih banyak penonton... 

Penulis bukanlah pendukung Trump, tapi takkan kaget jika pada Pemilihan Presiden AS pada 3 November mendatang, di luar dugaan, pemenangnya adalah.. Trump...  "Trump's Triumph" (kemenangan Trump)

*Pandji Kiansantang, 23 Oktober 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun