Rantainya panjang mulai dari petani tembakau, cengkeh, buruh pabrik, jalur distribusi hingga semua usaha turunan dari industri rokok, termasuk pengecer batangan di asongan.
Dilema yang sulit bagi pemerintah. Ibarat buah simalakama. Mereka mungkin sudah punya hitung-hitungannya tapi tidak ada kemauan untuk merumuskan atau memang dibiarkan seperti ini saja terus keadaannya.
Tapi seandainya saya boleh mengkhayal dan saya adalah penentu kebijakan dari masalah rokok ini maka ada beberapa langkah yang akan saya ambil.
Tentu langkah ini hanya berdasarkan pemikiran saya sendiri yang terbatas tanpa mengindahkan berbagai variabel yang bisa terjadi, mungkin terjadi, dan atau akan terjadi yang pastinya akan saling berkaitan dan memengaruhi.
Ini hanya murni letupan yang ada di kepala.
Langkah yang bisa diambil untuk menekan bahaya rokok adalah:
1. Naikkan cukai rokok hingga harga maksimum yang sulit dijangkau masyarakat.
2. Buat program detoks nasional atau program rehabilitasi bagi para perokok.
3. Haramkan rokok sehingga peraturan dan perlakuannya akan seperti alkohol.
Tiga langkah yang sulit, tidak populer, berpotensi kontra sangat besar, dan tentunya tidak akan diambil oleh pemerintah saat ini.
Tapi apakah masuk akal? Masuk akal. Apakah akan berhasil? Belum tentu.
Apakah akan memberi dampak? Bisa jadi.
Yang pro dan kontra silakan beri opininya di kolom komentar atau silakan membuat tulisan sendiri di rubrik kesehatan kompasiana.
Salam.