Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Horor: Penjual Sate dari Gang Kramat

25 September 2021   09:27 Diperbarui: 25 September 2021   09:31 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"mau berapa tusuk satenya?" Foto: tribunnews.com

Tukang sate itu bernama Camat,
Dia tinggal di Gang Kramat,
Di kampung tengah kota yang padat,
Di rumah warisan kakeknya yang dukun sunat,

Bapaknya berharap anaknya jadi camat,
Jadi pejabat dan dapat hormat,
Cari pengasihan ke Gunung Klabat,
Tak pernah pulang mati tak selamat,

Setiap malam Camat berdagang,
Keluar masuk kampung dan gang-gang,
Dari petang hingga dini hari menjelang,
Dingin malam tak dirasa asal uang dibawa pulang,

Sudah lama tahun Camat tinggal sendiri,
Satu persatu keluarganya pergi,
Kakeknya mati gantung diri,
Yang datang sunat tak ada lagi,

Neneknya mati terpeleset di kamar mandi,
Ibunya mati tertabrak taksi,
Tak ada bantuan diberi,
Yatim piatu bagai insan tak berarti,

Camat menikah dengan Suketi,
Janda juragan kayu cerai mati,
Baru setahun diperistri,
Istrinya pun mati tertimpa peti,

Sedih remuk redamnya diri,
Ikut pula janin sang buah hati,
Tertimpa sial tak henti-henti,
Ini karma atau cobaan diri,

Camat ingin mati,
Menyusul keluarganya yang mati,
Buntu akal buntu hati,
Tak ada pegangan jauh dari Ilahi,

Camat gantung diri di pohon tinggi,
Di depan rumahnya yang sepi,
Bara arang masih menyala di gerobaknya,
Bau asap sate masih mengepul di sana,

Sejak itu tiap malam jumat terdengar teriakan penjual sate,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun